Pastika Ingatkan BUMDes Jangan Jadi Rentenir - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

9/27/15

Pastika Ingatkan BUMDes Jangan Jadi Rentenir


Bangli, Dewata News. Com - Usai menggelar Simakrama , Gubernur Bali Made Mangku Pastika langsung memanfaatkan waktunya melninjau sejumlah wilayah seputaran kecamatan Susut yang mendapatkan gelontoran bantuan program Bali Mandara seperti Bedah Rumah, Simantri ataupun Gerbangsadu melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), Sabtu (26/9).

BUMDes Desa Susut Kaja yang berada persis disebelah pelaksanaan Simakrama di Br. Susut Kaja, Desa Susut, Kec. Susut, Bangli, langsung mendapatkan evaluasi dari orang nomor satu di Bali tersebut. ia menyatakan apresiasinya terhadap kinerja BUMDes tersebut, namun tetap perlu perbaikan dan peningkatan terutama terkait pandangan pengelolaan simpan pinjam dengan bunga yang cukup tinggi. Bantuan dana yang dikelola BUMDes yang merupakan dana hibah dan sudah menjadi milik desa, jadi seharusnya dimanfaatkan guna meningkatkan perekonomian RumahTangga Miskin (RTM) di desa tersebut. Karena keberhasilan BUMDes menurutnya terletak pada meningkatnya perekonomian, dan menurunnya tingkat kemiskinan di masing-masing desa. 

Lebih jauh Pastika meminta agar pengelola BUMDes seharusnya tidak bertindak seperti rentenir yang menerapkan bunga tinggi kepada peminjamnya, bahkan seharusnya tanpa bunga. Tetapi karena ada pegawai BUMDes yang perlu digaji dan untuk mengikat peminjam, maka tetap dikenakan bunga namun menurutnya harus kecil sehingga tidak memberatkan. Terkait peminjam yang memanfaatkan pinjamannya guna beternak, Pastika meminta untuk diberikan tenggang waktu sehingga peminjam bisa membayar saat ternaknya sudah dijual. 

“Nah disini peranan pendamping, perlu sering-sering kelapangan untuk mengadakan peninjauan ke lokasi untuk mengetahui apa benar pinjamannya dibelikan ternak apa tidak. Jangan sampai dipakai yang tidak-tidak, apa lagi dipakai berjudi. Jika sudah dibelikan ternak pendamping harus tahu, kalau dibelikan induk perempuan berarti saat beranak sudah ditagih, kalau penggemukan berarti saat dijual nagihnya,” ujar Pastika.

Para pendamping BUMDes diminta harus tahu dan mengerti program-program Pemprov Bali sehingga bisa mengintegrasikan satu program dengan proram lai, misalnya program-program pelatihan dari Dinas Tenaga Kerja bisa dimanfaatkan guna peningkatan ketrampilan RTM yang menjadi nasabah BUMDes. 

“Pendamping harus kreatif, pinter, dan rajin. Harus tahu Program Pemprov, sehingga bisa mencari peluang-peluang baru. Misalnya RTM bisa dilatih ketrampilan menjarit, itu tinggal mengajukan permohonan ke Disnaker,” tegas Pastika.

Ketua BUMDes desa Susut Kaja, Putu Novianti, menyatakan dari dana yang dikelolanya sebesar 800 juta sudah dikelola untuk simpan pinjam ‘Silih Asih’ sebesar 275,5 juta, toko ‘Yadnya’ sebesar 115 juta, usaha foto copy 57,5 juta dan usaha sewa tenda sebesar 58 juta. Terkait simpan pinjam Ia menjelaskan para peminjam terdiri dari kelompok dan perorangan, yang memanfaatkan pinjamannya guna beternak, pengrajin maupun dagang. Setahun dirinya memimpin BUMDes tersebut baru 91 RTM yang tertangani dari 242 RTM. Ia mengakui ada sedikit kendala terkait calon peminjam yang rata-rata sudah tua dan kurangnya kemampuan membayar, sehingga pinjaman yang beredar tidak bisa sepenuhnya. BUMDes lainnya yang ditinjau oleh Gubernur Pastika yakni BUMDes Tri Komalaguna di Br. Demulih, Ds. Demulih, Susut, Bangli. 

I Nengah Muliarta, Ketua BUMDes tersebut menyatakan usaha yang dikelolanya sudah termasuk sukses mengentaskan kemiskinan karena dari total 184 RTM didesanya, sudah sekitar 143 RTM tertangani. Dana BUMDes sebesar 800 juta, menurutnya dikelola dalam bentuk usaha simpan pinjam baik kelompok maupun sebesar 740 juta dan usaha toko sebesar 60 juta. Dari kedua usaha tersebut, menurutnya per-September 2015 sudah bisa mengumpulkan keuntungan sekitar 26 juta lebih.

2 lokasi Simantri juga menjadi peninjauan Gubernur Pastika, yakni Simantri 483 Kelompok Tani Giri Mekar di Br. Demulih, Ds. Demulih, Susut Bangli. Simantri yang diketuai I Nengah Landuh tersebut, beranggotakan 22 orang dan ternak sapi yang dipelihara pun jumlahnya 22 ekor. Awalnya ternak bantuan dari Pemprov hanya berjumlah 21 ekor, agar masing-masing anggota bisa memelihara 1 ekor ternak maka para anggota berswadaya untuk membeli lagi 1 ekor ternak. Simantri yang kedua, yakni Simantri 206 yang berlokasi di Br. Susut Kaja, Ds. Susut, Susut, Bangli, yang beranggotakan 18 orang. Dari 21 ekor ternak sapi bantuan Pemprov, Simantri tersebut sudah bisa menambah bibit anak sebanyak 28 ekor. Simantri tersebut juga memproduksi pupuk kompos dalam jangka waktu 3 minggu sekali, yang hasilnya baru bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan para anggotanya.

Pada kesempatan itu Gubernur Pastika menyatakan dari keseluruhan Simantri di Bangli yang berjumlah sekitar 550 Simantri, hanya sekitar 10 Simantri yang gagal. Dan itupun menurutnya tidak gagal total, karena ternaknya masih ada tetapi dibagi ke masing-masing anggotanya yang mengalami susah mencari pakan. Hal ini menjadi perhatian Gubernur, karena menurutnya tujuan Simantri yang anggotanya harus berkoloni tidak tercapai. Dijelaskan Pastika tujuan dari pemeliharaan ternak yang berkelompok dalam satu tempat bukan hanya sekedar untuk memelihara sapi untuk dijual, tetapi juga untuk memanfaatkan kotoran dan urinenya yang dalam jumlah besar dalam usaha-usaha tambahan lainnya, seperti pembuatan kompos atau  biogas. 

“Kalau semuanya itu bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya, satu ekor sapi betina sekurang-kurangnya itu bisa menghasilkan 25 ribu sehari.seharusnya, karena jika urinenya saja yang perliter seharga 8 ribu, bisa menampung 5 liter saja itu sudah 40 ribu. Itu baru urinenya saja, belum lagi kotorannya. Itulah yang bisa menggerakan perekonomian anggotanya,” pungkas Pastika.

Pastika juga menyatakan dalam satu desa bisa mengajukan Simantri lebih dari satu, apabila Simantri yang ada sudah maju. Namun ada juga desa yang tidak terdapat Simantri, apabila melihat situasi dan kondisi di desa tersebut tidak memungkinkan untuk pengembangan Simantri.

Pastika juga berkesempatan meninjau salah seorang pengrajin mozaik, Ni Ketut Agusniasih. Kerajinan yang digelutinya bermediakan mozaik yang dipadupadankan dengan kerajinan khas Bali seperti dulang dan bokor. Ia mengaku usahanya beromzet 6 juta perbulan dengan bantuan 10 orang karyawan, namun mengalami kendala pemasaran. Pastika yang antusias dengan kerajinan yang dihasilkan menyatakan dukungannya, dan terkait pemasaran Ia mengaku akan mengkoordinasikan lebih lanjut dengan SKPD terkait. Acara kunker Gubernur juga diisi kegiatan safari kesehatan yang melayani pemeriksaan kesehatan dan pengobatan gratis, serta pemeriksaan mata dan pemberian kaca mata gratis dari Dinas Kesehatan Pemprov Bali.

Sebagai pemimpin yang ingin dekat dengan warganya tanpa ada batasan, Gubernur Pastika yang didampingi Ny. Ayu Pastika, Wagub Ketut Sudikerta, dan jajaran Kepala SKPD dilingkungan Pemprov Bali langsung bermalam disalah satu rumah warga penerima bantuan bedah rumah, yakni keluarga Ngakan Ketut Budiarta di Br. Susut Kaja. Pada malam harinya Gubernur juga melaksanakan persembahyangan di Pura Penataran Agung desa tersebut yang sedang melaksanakan upacara Ngusabha. Untuk memberikan hiburan kepada warga, Pemprov Bali juga mengadakan pementasan berbagai tarian tradisional bali. (DN - HuM)

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com