Buleleng Tertinggi Dalam Kasus Korban Meninggal Akibat Rabies di Bali - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

9/23/15

Buleleng Tertinggi Dalam Kasus Korban Meninggal Akibat Rabies di Bali




  SEJAUH ini kasus korban meninggal akibat rabies di Bali menjadi 12 orang. "Jika itu terbukti rabies, berarti total korban meninggal akibat rabies di Bali selama tahun 2015 menjadi 12 orang. Kami sudah dapat laporannya, dan kini masih menunggu konfirmasi tim yang sedang melakukan investigasi, dan tampaknya memang mengarah ke rabies," ujar Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr. I Ketut Suarjaya.

     Menurut Suarjaya, dari total korban ini, Kabupaten Buleleng masih menjadi daerah dengan angka kasus kematian tertinggi dengan total 5 orang meninggal, dilanjutkan Kabupaten Bangli dengan 2 orang meninggal. Badung 1 orang, Tabanan 1 orang, Gianyar 1 orang, Karangsem 1 orang, dan Klungkung 1 orang. "Hingga saat ini secara keseluruhan kasus gigitan hewan penular rabies di Bali relatif tinggi, yaitu 17.624 kasus dan stok VAR saat ini hanya 6.751 vial," tambah Suarjaya.

    Sementara itu, Gubernur Bali, Made Mangku Pastika menilai langkah paling efektif dalam mengantisipasi merebaknya kasus rabies adalah tindakan eliminasi, dengan tetap mengindahkan norma-norma yang berlaku.

    ”Rabies harus ditanggulangi, karena nyawa manusia lebih berharga daripada nyawa anjing. Semua sayang binatang yang juga merupakan mahluk ciptaan Tuhan, tetapi apa boleh buat jika keadaan sudah seperti ini kita harus lebih mengutamakan nyawa manusia,” ujarnya.  


    Korban meninggal akibat Rabies, atau gigitan anjing gila di Buleleng tercatat lima orang, setelah, Kadek Dwi Antari (32) warga Dusun Kanginan, Desa Sawan, Kecamatan Sawan, Buleleng, meninggal pada Minggu (20/9), setelah menjalani perawatan intensif selama 3 hari, di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Buleleng.

     Sebelum meninggal, memang diketahui korban sempat digigit anjing pada Bulan Juli lalu, saat berusaha menolong anaknya Kadek Budi dari kejaran anjing. Namun sayang, Antari malah digigit anjing tersebut, pada bagian kaki kanannya. Sedangkan anaknya, hanya terkena goresan kuku anjing.

     Setelah kejadian itu, korban tidak pernah memeriksakan kondisinya ke Puskesmas ataupun RSUD Buleleng. Setelah, 2 bulan berlalu, kemudian korban merasakan tidak enak badan, dan memeriksakan kondisinya ke Puskesmas terdekat, dan langsung dirujuk ke RSUD Buleleng.

    Di RSUD Buleleng, korban dilakukan Observasi, dan diduga tertular penyakit Rabies, karena terlihat gejala yang sangat identik dengan penderita Rabies. Upaya pengobatan dilakukan dengan mencari Vaksin Anti Rabies (VAR) ke RSUD Buleleng, namun tidak ada dan disarankan ke Puskesmas. Di Puskesmas Tejakula I, VAR juga tidak tersedia, sehingga korban dirawat seadanya tanpa VAR.

    Tiga hari dirawat, akhirnya korban meninggal dunia. Antari, yang meninggal terkena penyakit Rabies ini, langsung dimakamkan pada Senin (21/9) pukul 12.30 wita, di setra Desa Sawan. 

    Menurut penuturan suami korban, Ketut Suwandi (40), istrinya digigit anjing yang tidak diketahui pemiliknya, sekitar 2 bulan lalu, saat Upacara Umanis Galungan. Bahkan menurutnya, awalnya istrinya menyelamatkan anaknya yang berusaha digigit anjing, namun malah istrinya yang digigit anjing.

    “Kejadiannya ada 2 bulan lalu, pas ada pameran, pulang dari sana di depan SD 2 Sawan, istri saya digigit anjing. Saya sempat kejar anjing itu, tapi anjing itu sudah tidak ada. Awalnya, anak saya yang mau digigit, tapi istri yang mencoba mengusir anjing itu, malah menggigit kaki kanan istri saya,” ujar Suwandi, Senin (21/9) ditemui di Setra Desa Sawan.

    “Setelah kejadian itu, tidak ada tanda apa-apa, kemudian 3 hari sebelum meninggal ini, istri saya sakit, terus saya bawa ke Puskesmas, dan diberikan Pil. Kemudian saya bawa ke RSUD, katanya VAR kosong, dan saya menunggu, sampai istri saya meninggal. Kondisi istri saya saat itu, takut embusan angin dan takut melihat cahaya matahari, juga teriak-teriak,” imbuhnya.

    Dengan meninggalnya Antari akibat Penyakit Rabies, menunjukan dalam tahun ini di Buleleng sudah tercatat ada 4 orang yang meninggal dunia, setelah digigit anjing yang membawa virus rabies. Untuk itu, upaya penanganan permasalahan rabies terus digencarkan oelh Dinas Kesehatan Buleleng, dengan memberikan VAR.

    “Upaya penganan sudah kami intensifkan, penyediaan VAR saat ini sudah mencukupi, karena dalam pemeberian VAR itu tidak mudah, kami harus Observasi dulu kemudian cek hasilnya, dan melihat kondisi anjing yang menggigit itu. Tidak sembarangan bisa diberikan VAR kepada manusia, kalau tidak terjangkit Rabies, lalu kami berikan, kesehatan manusia itu nantinya yang berbahaya. Yang jelas upaya Antisipasi, akan terus kami lakukan,” kata Kepala Dinkes Buleleng, dr. I Gusti Nyoman Mahapramana, didampingi Sekretaris Dinas kesehatan, Nyoman Suasa Giri.

    “Kalau terkena gigitan anjing, cara paling mudah penanggulangan awal itu, bersihkan dengan air yang mengalir dan gunakan sabun, kemudian berikan betadin, setidaknya dapat mengurangi penyebaran Virus Rabies itu, setelah itu periksakan ke Medis,” imbuh Mahapramana.

    Sementara itu, Dinas Pertanian dan Perternakan Buleleng, usai menerima laporan terjadinya, kasus Rabies hingga menyebabkan meninggal dunia, langsung turun ke lokasi Desa Sawan melakukan Vaksinasi Anjing. Distanak Buleleng yang turun, bersama Tim dari Provinsi Bali menyisir perumahan warga yang memiliki anjing, untuk diberikan Vaksin.



    Kabid. Kesehatan Hewan Distanak Buleleng, Drh. Wayan Susila mengatakan, kegiatan ini merupakan kegiatan rutin, untuk memberikan Vaksin terhadap keberadaan Anjing, yang berpotensi menyebarkan virus Rabies. Meskipun begitu, dirinya menampik, kegiatan pemberian Vaksin anjing di Desa Sawan, merupakan tindaklanjut dari kasus meninggalnya Antari akibat Penyakir Rabies.

     “Ini memang kegiatan rutin memberikan Vaksin, ini memang sudah dari sebelumnya kami programkan,” jelasnya, di Desa Sawan.

    Kendati begitu kejadian meninggalnya Antari akibat gigitan anjing ini, akan menjadi bahan evaluasi Distanak Buleleng kedepannya, lebih mengintensifkan pemberian Vaksin terhadap anjing-anjing, dan termasuk melakukan eliminasi Anjing yang diduga terjangkit Rabies.

    “Ini kami gencarkan pemberian Vaksin terhadap Anjing, dan kami akan bekerjasama dengan pihak Desa, untuk mendata anjing-anjing yang diduga terkena virus Rabies, agar kami bisa melakukan eliminasi, untuk mencegah maraknya penyakit Rabies,” pungkasnya. (Tirthayasa).—


No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com