Ritual Mudah Membangun Rasa “Percaya
Diri……”
Selamat Pagi Sahabat....
Apa kabar Anda di hari Sabtu pagi ini ?
Mungkin Anda sangat bersyukur di pagi ini dapat bangun dalam keadaan fresh (fisik) dan merasa lega (batin)... Syukurlah!
He…he… he… bagi Anda yang bangun kesiangan dan baru membaca tulisan ini, hanya nyengir-nyengir sendiri...Ha…ha…ha…ha… saatnya Anda tertawa… mentertawakan diri sendiri...
Bila kita menerima hari Sabtu sedemikian berbahagia, sangat berbeda dengan menghadapi hari-hari lainnya (apalagi Senin), maka sesungguhnya kita sedang melampiaskan tekanan-tekanan batin kita setelah melewati hari-hari sebelumnya. Apalagi kalau Anda bertekad hari ini akan bangun siang, berarti sebenarnya Anda sedang stress dan merencanakan pembalasan..
Coba dalam beberapa menit ke depan, duduklah hening dengan memperlambat nafas dan pejamkan mata. Tutuplah mata fisik Anda sejenak. Biarkan mata batin menyaksikan apa yang Anda rasakan. Hanya menjadi saksi. Rasakan kelegaan di Sabtu pagi ini, nikmati... Pelan-pelan kemudian Anda bawa perhatian ke hari-hari sebelumnya yang mampu Anda ingat. Jangan memaksa untuk berusaha mengingatnya, karena itu akan mengaktifkan pikiran. Cukup dengan membiarkan hati Anda bebas mengenali kembali perasaan-perasaan yang pernah dilaluinya seminggu ini... Silakan lakukan dulu, baru lanjutkan membaca..
..
Apa yang Anda temukan? Silakan sharing...
Latihan-latihan sangat sederhana seperti ini, sangat membantu. Kita bisa menyaksikan diri kita sendiri. Kita bisa mengenali diri sendiri.
Hanya dengan demikian kita bisa melakukan penerimaan atau berjujur diri.
Hanya dengan penerimaan, kita bisa bersahabat dengan diri kita sendiri.
Melalui penerimaan dan persahabatan dengan diri sendiri inilah kita dapat membangun rasa “Percaya Diri” dalam upaya melakukan pemberdayaan diri.
Latihan sederhana ini bisa dijadikan ritual pemberdayaan diri untuk terus membina persahabatan dengan diri. Buahnya adalah rasa “Percaya Diri”.
..
Mengapa Rasa “Percaya Diri” ini penting?
Setelah kemarin kita mendapat pemahaman yang lebih 'clear' tentang ritual dan apa tujuan hidup kita, tiba-tiba kita berubah. Kita menjadi berbeda. Untuk menghadapi perbedaan pemahaman dengan masyarakat, termasuk dengan orang-orang terdekat kita, sangat diperlukan rasa Percaya Diri. Kalau tidak, kita akan terjebak dalam kegelisahan yang lebih kuat..
Rasa “Percaya Diri” …. (faktor mental)…. kita butuhkan agar pemahaman baru ini dapat membuahkan hasil. Pemahaman baru hanyalah sebuah bibit. Ya..baru merupakan bibit unggul yang harus segera disemai di sawah kehidupan keseharian kita melalui “Pemberdayaan Diri”… (faktor aksi).
..
Ha… ha… ha… tiba-tiba saya pingin ketawa....ha… ha… ha… ha…
Kita ini lucu, sering membahas sesuatu sampai jauh, tetapi memahami pengertiannya saja belum… Ha… ha… ha… ha…
Anda tahu secara jelas apa yang dimaksudkan dengan “Percaya Diri” ?
Umumnya kita akan menjawab, “Percaya Diri” itu berani bicara di depan umum, tidak takut menghadapi orang lain, percaya dengan kemampuan sendiri, dan… bla… bla… bla.. ungkapan-ungkapan sintum (permukaan) sejenis lainnya. Tidak salah memang. Jawaban-jawaban itu memang bagian dari rasa “Percaya Diri”.
Mari kita perluas dan perdalam pemahaman kita tentang “Percaya Diri”...He… he… he… sudah luas, dalam lagi... Luas kali dalam sama dengan volume... he… he… he… ego fisikawan saya muncul mengganggu...
..
Saat ini ada nggak seseorang yang Anda tidak percaya? Mungkin seseorang yang sering mengecewakan Anda, atau yang sering mengingkari janjinya, atau yang pernah mengkhianati atau menipu Anda.
Mengapa Anda sampai menghakimi dia tidak layak dipercaya?
Pasti karena pengalaman-pengalaman menyakitkan bersamanya, bukan?
Nah!... rasa “Percaya Diri” adalah menyangkut hubungan Anda dengan diri Anda sendiri. Bila Anda tidak “Percaya Diri”, sesungguhnya Anda sedang menghakimi diri, Anda sudah kehilangan kepercayaan terhadap diri sendiri ! Ada ketidakjujuran yg sering Anda lakukan, ada pengkhianatan-pengkhianatan dalam diri Anda, Ada perilaku yang sebenarnya Anda tidak inginkan terjadi...
Apa yang Anda lakukan terhadap teman yang Anda tidak percayai itu, ternyata Anda lakukan juga terhadap diri sendiri. Anda tidak memaafkan diri, Anda berkonflik dengan diri sendiri, Anda memusuhi diri sendiri.
Tidak “Percaya Diri” adalah penyakit mental yang sangat mematikan karena siapa pun tidak bisa ikut campur. Perangnya ada di dalam. Orang lain hanya melihat sinyal-sinyalnya saja. Anda dilihat menjadi peragu, Anda menjadi malas, penakut dan sebagainya. Mereka hanya bisa bingung melihat Anda.
..
Tidak ada jalan lain selain melakukan penerimaan terhadap diri sendiri.
Lakukan ritual ini setiap hari. Cukup sepuluh menit pagi, sepuluh menit sore atau malam. Duduk hening, pejamkan mata, masuk kedalam diri dan menjadi pengamat atas semua rekaman film kejadian dan perilaku Anda. Mengamati juga keliaran pikiran (ego), gejolak emosi dan dorongan-dorongan nafsu-nafsu rendahan yang telah memperbudak kesadaran Anda selama ini. Hanya menjadi pengamat.
Akhiri dengan afirmasi berulang-ulang dengan lembut tetapi penuh keyakinan : "Aku mencintai diriku sendiri, aku mempercayai diriku sendiri".
..
Latihan-latihan sangat sederhana ini sangat powerfull memberi solusi. Jangan lagi buang-buang uang mengikuti workshop-workshop yang hanya mengajari kiat-kiat dan merekayasa emosi Anda saja. Mereka hanya memainkan sensasi, menipu dan membodohi Anda. Saya tidak perlu minta maaf untuk bicara tegas seperti ini, bukan? Penipuan dan Pembodohan adalah kejahatan. Saya sedang menyuarakan kebenaran, mengapa mesti minta maaf? He… he… he… kayak orang ngamuk ya....
..
Bila kemudian Anda bisa menjadi tenang, semua lapisan dalam diri akan selaras. Tidak banyak konflik di dalam. Ratusan sistem yang ada dalam badan kasar dan badan halus akan bekerja secara optimal dan selaras. Inilah yang memberi Anda kesehatan dan kenyamanan secara fisik, Kedamaian dan Kebahagiaan secara batin.
Anda akan Sehat Sentosa..Sehat adalah pencapaian puncak untuk fisik dan Santosa, Santos artinya “Kepuasan Diri” (Damai dan Bahagia) adalah pencapaian tertinggi dalam batin.. Lagi-lagi sering dengar, sering mengucapkan, tapi nggak ngerti artinya… he… he… he… maaf, nyindir...
..
Percaya Dirilah... Raihlah Sehat Sentosa

No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com