Ditengah Lovina Kesepian, Rupiah Anjlok - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

3/14/15

Ditengah Lovina Kesepian, Rupiah Anjlok

 Pantai Bina Ria, Lovina

Buleleng, Dewata News.com — Ditengah suasana Lovina sepi kedatangan wisatawan terjadi anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS menguntungkan sejumlah wisatawan asing yang berlibur di Bali. ”Saya lebih suka dengan adanya kenaikan mata uang ini karena bisa berbelanja lebih banyak,” kata Carmen Fernandez, wisatawan asal Spanyol di Lovina, Sabtu (14/03) sore.
 
   Ia yang mengaku masih gadis ini tinggal dan bekerja di Madrid ini mengatakan, dengan anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS bisa memanfaatkan liburan lebih lama lagi di Bali.

     Setelah menikmati alam pesona Lovina, ia bersama wisatawan asal Australia, Maryn akan mengunjungi Ubud.

      Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, di sejumlah pusat perbelanjaan, dan tempat penukaran uang asing terlihat lebih ramai dibandingkan beberapa hari sebelumnya.

     Seperti yang terlihat di salah satu tempat penukaran uang di kawasan Lovina hingga Sabtu  (14/03) siang dollar AS menembus angka Rp13.150, dolar Australia (Rp9.585), Euro (Rp13.660), dan Pound Sterling (Rp15.350).     
                       
 Lovina beach
                                                                   
     Nilai tukar rupiah anjlok terhadap dollar AS, menurut Onwer Angsoka Hotel Family, Nyoman Suwela, sebenarnya tidak berpengaruh terhadap usaha jasa perhotelan yang menjual pengisian kamar. Dampaknya, lanjut Suwela, terhadap biaya operasional, seperti listrik, dan harga barang-barang yang kebanyakan impor.

      ”Secara makro memang terasa karena akan naiknya barang-barang yang impor. Sebab nilai dollar sebagai acuan bidang moneter dunia,” kata Suwela.

     Sementara Onwer Lovina Beach Hotel, AA Ngurah Sentanu mengaku, dibulan-bulan low seasion seperti sekarang ini, ternyata 30 persen dari 30 kamar terjual.

     Menurut Nyoman Suwela, sepi Lovina dari kunjungan wisatawan, selain merupakan bulan-bulan low seasion, juga terjadinya krisis dinegara-negara asal wisatawan, seperti Australia, sehingga mereka tidak mampu lagi ke luar negeri.

    Sebagai pebisnis usaha kepariwisataan, Suwela yang mantan birokrasi ini mengatakan, usaha pariwisata adalah menjual mimpi, sehingga diperlukan promosi untuk dilakukan secara terus menerus. (DN~TiR).—

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com