“Angin Duduk”, Sakit Apa Sebenarnya? - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

3/23/15

“Angin Duduk”, Sakit Apa Sebenarnya?

Ilustrasi /Admin (Shutterstock

Di Indonesia, selain “masuk angin”, istilah “angin duduk” cukup dikenal dan sering disebut sebagai salah satu penyakit yang menimbulkan kematian mendadak. “Si A mendadak meninggal, kena angin duduk, katanya”, itulah yang sering kita dengar atau kita ucapkan.
     Sebenarnya apa penyakit “angin duduk” itu ? Penyakit apa yang menimbulkan gejala atau keluhan “angin duduk” itu ? Mengapa bisa timbul istilah “angin duduk” ? Walaupun sesungguhnya tidak ada penyakit “angin duduk”, kita sering mendengar atau menemukan atau bahkan mengalami sendiri penyakit “angin duduk” itu. Tentu harus ada penjelasan yang masuk akal dari sudut pandang ilmu medis untuk keluhan “angin duduk”.
Tulisan ini mencoba merinci keluhan-keluhan atau gejala-gejala apa saja yang sering membuat seseorang merasa mengalami “angin duduk”, dan penyakit-penyakit apa saja yang bisa menimbulkan seseorang merasa mengalami “angin duduk”.
    
    Gejala / keluhan dan tanda-tanda “angin duduk”
   Banyak variasi keluhan, gejala, dan tanda yang membuat seseorang atau keluarganya merasa mengalami “angin duduk”. Setiap penderita bisa berbeda-beda gejala/keluhan dan tandanya. Ada penderita yang mengalami keluhan atau gangguan yang lebih dominan/berat di dada, sedangkan penderita lain mengalami keluhan atau gangguan yang lebih dominan/berat di perut.
Secara umum, masyarakat kita menyebut “angin duduk” jika terdapat satu atau lebih gejala atau keluhan dan tanda berikut :
-Sakit dada (nyeri dada), terutama di sisi kiri atau di tengah dada.
-Sakit perut, termasuk nyeri ulu hati atau bagian lain perut.
-Rasa kembung yang luar biasa, sering disebut “perut menyesak”.
-Rasa tegang atau keras pada perut.
-Dengan / tanpa keluhan berikut :
  • berkeringat dingin

  • wajah menjadi pucat

  • rasa sesak nafas atau rasa berat untuk bernafas

  • nyeri punggung, terutama di sisi kiri atas

  • sakit / nyeri pinggang

  • nyeri perut sebelah kanan atas, di bawah lengkung iga terbawah

  • pusing berputar ( vertigo ) atau rasa oyong-oyong

  • mual dan muntah

  • mencret

  • rasa mau buang angin tapi susah buang angin

  • rasa mau buang air besar tapi susah buang air besar

  • gangguan kencing, seperti : kencing tersendat-sendat, rasa ingin kencing tapi susah kencing, sebentar-sebentar kencing dalam jumlah sedikit, kencing kemerahan atau berdarah.
    Masing-masing gejala / keluhan dan tanda-tanda di atas tentu mempunyai penyebab spesifiknya, walaupun keluhan utamanya adalah merasakan adanya “angin yang duduk di dalam dada atau perut” atau “angin yang menguasai isi dada atau perut“. Sekali lagi, sebenarnya tidak ada penyakit angin duduk; tapi benar ada keluhan-keluhan seperti yang dijelaskan di atas, ditambah dengan keluhan-keluhan sampingan/penyerta lain  yang semuanya dapat dijelaskan secara medis.
.
    “Angin Duduk” Karena Serangan Jantung ( Sindrom Koroner Akut )
13941064731012590681
Foto ilustrasi nyeri dada karena serangan jantung.
Serangan jantung yang disebabkan oleh sumbatan pembuluh darah jantung bisa menunjukkan gejala / keluhan dan tanda-tanda seperti :
  • Nyeri dada, baik di bagian kiri dada ataupun di tengah-tengah dada

  • Nyeri dada bisa menjalar ke punggung kiri atas, atau ke arah rahang bawah, atau ke arah ketiak, atau ke arah bagian dalam lengan

  • Sesak nafas atau rasa berat untuk bernafas

  • Rasa pusing berputar ( vertigo )

  • Berkeringat dingin

  • Wajah menjadi pucat

  • Pitam atau terjatuh pingsan ( syncope )

  • Nyeri ulu hati atau sedikit di atas ulu hati

  • Perut kembung atau rasa menyesak

  • Mual dan muntah

  • Mendadak buang air besar dalam jumlah banyak sekaligus
139410689676119661
Gambar ilustrasi penjalaran nyeri saat serangan jantung.
       Sumbatan pembuluh darah jantung merupakan penyebab yang paling sering dan paling fatal dari kasus-kasus yang sering disebut ( oleh masyarakat awam kita ) sebagai “angin duduk”. Serangan jantung karena sumbatan pembuluh darah jantung ( dalam medis disebut Sindrom Koroner Akut ) sering menyebabkan kematian dalam hitungan menit atau belasan menit.
    Tidak jarang penyakit ini terjadi pada penderita yang sebelumnya merasa sehat atau terlihat sehat-sehat saja tanpa ada keluhan apa-apa. Penderita sebelumnya mungkin hanya merasakan sedikit pusing, merasa “masuk angin”, merasa “tidak enak badan”, tapi tidak lama kemudian ditemukan dalam keadaan meninggal. Sering juga hanya timbul gejala nyeri dada ( angina pectoris, dibaca : “anggina pektoris” ) saja, disusul kematian mendadak. Oleh karena itu, masyarakat Indonesia sering menyebut “angin duduk” untuk penyakit ini.
.
     “Angin Duduk” Karena Batu Empedu
    Cairan empedu dihasilkan oleh hati / liver, berfungsi melarutkan semua jenis lemak yang kita konsumsi. Setelah diproduksi di dalam hati, cairan empedu disimpan di dalam kantong empedu. Saat makanan mengandung lemak mencapai usus dua belas jari (duodenum), kantong empedu memompa cairan empedu ke dalam usus dua belas jari untuk melarutkan lemak. Kelebihan konsumsi makanan berminyak / berlemak dengan sendirinya merangsang produksi cairan empedu yang berlebihan. Timbunan cairan empedu yang berlebihan di dalam kantong empedu inilah yang membentuk lumpur empedu dan selanjutnya membentuk batu empedu (cholelithiasis).
13941075641235464971
Gambar ilustrasi batu empedu di dalam kantong empedu dan saluran menuju usus dua belas jari.
Jika batu empedu menyumbat saluran empedu ( yang menuju usus dua belas jari ), maka timbullah gejala atau keluhan yang membuat penderita merasa mengalami “angin duduk”. Keluhan sakit perut yang disebabkan oleh batu empedu dalam medis disebut “kolik bilier“.
Batu empedu ( yang tersangkut atau menyumbat saluran empedu ) dapat memberikan gejala atau keluhan dan tanda-tanda seperti :
  • Nyeri hebat di ulu hati, atau nyeri di bagian kanan atas perut (tepat di bawah pertengahan lengkung iga terbawah).

  • Berkeringat dingin dan banyak

  • Wajah menjadi pucat

  • Perut kembung atau rasa menyesak

  • Mual dan muntah
     “Angin Duduk” Karena Batu Ginjal Dan Saluran Kemih / Kencing
13941139332068754212
Gambar ilustrasi ginjal dan saluran kemih.
     Batu saluran kemih (urolithiasis) bisa berada di dalam ginjal (disebut nefrolithiasis), bisa berada di dalam saluran antara ginjal dan kantong kemih (disebut ureterolithiasis), bisa juga berada di dalam kantong kemih (disebut vesicolithiasis).
     Jika batu ginjal menyumbat/tersangkut di saluran keluar ginjal atau tersangkut di ureter ( saluran antara ginjal dan kantong kemih ), maka timbullah gejala atau keluhan yang membuat penderita merasa mengalami “angin duduk”. Keluhan sakit perut dan pinggang yang disebabkan oleh batu ginjal dalam medis disebut “kolik renal“, sedangkan yang disebabkan oleh batu di ureter disebut “kolik ureter“. Kolik renal dan kolik ureter yang hebat itulah yang membuat penderita merasa mengalami “angin duduk”.

    Batu ginjal ataupun batu yang tersangkut di ureter bisa menunjukkan gejala atau keluhan dan tanda-tanda seperti :
  1. Sakit pinggang (kiri/kanan sesuai dengan posisi batu).

  2. Sakit perut, rasa tegang atau menyesak. Lokasi sakit perut sesuai dengan lokasi batunya.

  3. Pada laki-laki, sakit perut menjalar ke buah zakar jika batunya mendekati kantong kemih.

  4. Rasa ingin buang angin tapi susah buang angin.

  5. Rasa ingin buang air besar tapi susah buang air besar.

  6. Gangguan buang air kecil, seperti :
  • Tidak bisa kencing sama sekali

  • Rasa ingin buang air kecil tapi susah buang air kecil

  • Sebentar-sebentar kencing dalam jumlah sedikit

  • Kencing tersendat-sendat / menetes-netes

  • Kencing berwarna kemerahan atau kencing berdarah
.    “Angin Duduk” Karena Keracunan Jengkol ( “Kejengkolan” )
Gejala dan tanda-tanda keracunan jengkol - dalam medis disebut intoksikasi asam jengkolat, bisa sama persis dengan gejala dan tanda batu saluran kemih.
Bagi sebagian anggota masyarakat Indonesia, jengkol merupakan salah satu makanan kesukaan. Keracunan jengkol terjadi karena hasil akhir pencernaan jengkol - yaitu kristal asam jengkolat tertimbun atau tersangkut di dalam ginjal, sehingga menimbulkan keluhan yang sama persis dengan batu ginjal.
Gejala keracunan jengkol bisa terjadi dalam hitungan jam sampai satu-dua hari setelah konsumsi jengkol. Ini merupakan reaksi individual ; ada orang yang mengalami keracunan jengkol walaupun hanya makan sepotong jengkol, sementara yang lain tidak mengalami keracunan walaupun makan sepiring jengkol. Bagi mereka yang sudah pernah mengalami keracunan jengkol, hendaknya berpantang jengkol seumur hidup.
.
     “Angin Duduk” Karena Usus Buntu Yang Pecah Atau Hampir Pecah
Infeksi yang diikuti proses peradangan akut di usus buntu - dalam medis disebut appendicitis akut, tentu memberikan keluhan-keluhan perut bagi penderitanya.
1394109006459852131
Gambar ilustrasi posisi usus buntu (appendix) di dalam rongga perut. Sumber : bluestonesurgical.com
Usus buntu akut ( appendicitis akut ) dapat menunjukkan gejala atau keluhan dan tanda-tanda seperti :
  • Sakit ulu hati ( sering menjadi gejala awal dari usus buntu )

  • Perut kembung

  • Buang angin kurang

  • Buang air besar kurang, atau sering tapi sedikit-sedikit

  • Mual, muntah

  • Sakit perut bagian kanan bawah, terutama jika berdiri tegak atau melengkungkan badan ke belakang ; berkurang jika membungkukkan badan atau jika duduk
     Pada saat usus buntu hampir pecah atau sudah pecah, timbullah rasa nyeri hebat di semua bagian perut yang disertai rasa tegang perut atau rasa perut menyesak atau rasa perut mengeras. Bersamaan dengan itu timbul juga rasa ingin buang angin tapi susah, rasa ingin buang air besar tapi susah. Inilah yang membuat penderita merasa mengalami “angin duduk”.
.
    “Angin Duduk” : Masih Banyak Kemungkinan Penyakit Penyebabnya
    Masih banyak penyakit yang bisa membuat seseorang mengalami keluhan atau gejala  ”angin duduk” seperti dijelaskan di atas. Lambung yang mengalami luka yang dalam atau hampir ‘jebol’ (perforasi lambung) juga menunjukkan keluhan atau gejala seperti “angin duduk”.
Usus turun (Hernia Inguinalis) yang terjepit juga menunjukkan keluhan atau gejala seperti “angin duduk”.
Usus besar yang tersumbat oleh kotoran yang membatu juga bisa menunjukkan gejala seperti “angin duduk”.
Usus besar yang tersumbat atau ‘tercekik’ oleh tumor atau keganasan/kanker (baik di dalam usus maupun di luar usus)  juga bisa menimbulkan gejala seperti “angin duduk”.
     Keganasan/kanker usus yang membuat usus besar hampir ‘jebol’ (perforasi usus) juga bisa menunjukkan keluhan atau gejala seperti “angin duduk”.
    Tumor lain di dalam rongga perut ( misalnya tumor hati, pembesaran limpa ) dan  di dalam rongga panggul ( misalnya tumor indung telur/ovarium, tumor rahim ) juga bisa memberikan gejala seperti “angin duduk”.
Infeksi dan peradangan berat di saluran rahim (adnexitis/salpingitis) juga bisa memberikan gejala seperti “angin duduk”. Kehamilan di luar rahim (kehamilan ectopik) yang terganggu juga menunjukkan gejala seperti “angin duduk”.
.
     “Angin Duduk” : Istilah Rancu Yang Perlu Diluruskan
Jika kita mengerti semua penjelasan di atas, kita tahu bahwa sesungguhnya tidak ada penyakit angin duduk. “Angin duduk” bukan istilah resmi dalam ilmu kedokteran. “Angin duduk” hanya sebuah istilah awam yang dipakai dalam masyarakat kita untuk keluhan nyeri dada atau nyeri perut yang hebat dan mendadak sebagai keluhan utamanya.
     Jika gejala atau keluhan-keluhan “angin duduk” yang dimaksud disebabkan oleh sumbatan pembuluh darah jantung, dunia medis menyebut penyakit ini sebagai “Sindrom Koroner Akut“. Jika gejala atau keluhan-keluhan “angin duduk” yang dimaksud disebabkan oleh penyakit-penyakit di dalam perut (seperti contoh-contoh di atas), dunia medis menyebut kondisi ini sebagai “Akut Abdomen”.
Keluhan “angin duduk” -seperti telah dijelaskan di atas, bisa disebabkan oleh bermacam-macam penyakit yang berat dan bersifat gawat darurat dan sering berakibat fatal bagi penderitanya. Oleh karena itu, menyimpulkan seseorang menderita penyakit “angin duduk” sebagai penyakit finalnya sungguh sangat tidak bisa dipertanggungjawabkan.
     Menerima/menghadapi penderita dengan keluhan “angin duduk”, para dokter Indonesia harus bisa secara singkat dan tepat melakukan anamnesa (tanya jawab) dan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang (jika memungkinkan) untuk segera menyimpulkan apa sesungguhnya penyakit yang diderita oleh pasien yang datang dengan keluhan utama “angin duduk”.
     Di negara kita - dari Sabang sampai Merauke, ada banyak orang yang disebut-sebut meninggal karena  ”angin duduk”. Keluarga yang ditinggalkan pun sering menyebut “angin duduk” sebagai penyebab kematiannya. Padahal ada banyak kemungkinan penyakit yang memberikan keluhan atau gejala dan tanda-tanda “angin duduk” yang semuanya bisa dijelaskan secara medis. Beberapa di antara penyebab “angin duduk” itu berpotensi menimbulkan kematian dalam waktu singkat, seperti serangan sumbatan pembuluh darah jantung (sindrom koroner akut).
Jika ada orang yang benar-benar merasa mengalami keluhan atau gejala “angin duduk” seperti uraian di atas, maka ia harus harus segera mencari dan mendapatkan pertolongan medis.
.
Semoga bermanfaat bagi para pembaca. Salam dr.Kosasi Kwek (*).-

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com