Tak Bisa Melaut, Nelayan Wanasari Kembangkan Ekowisata Mangrove - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

11/6/13

Tak Bisa Melaut, Nelayan Wanasari Kembangkan Ekowisata Mangrove



Dewata News - Badung

Semenjak dibangun jalan Tol Bali Mandara, Kelompok Nelayan Wanasari-Tuban mengalami kesulitan untuk melaut dan terbatasnya tangkapan yang didapat.
Dibangunnya tiang-tiang jalan ternyata tidak sesuai dengan ukuran kapal nelayan, yang mengakibatkan terbatasnya akses nelayan untuk melaut. Timbunan limstone juga mempengaruhi biota laut yang berada dikawasan teluk benoa, seperti diberitakan Sunari Dewata.

Namun, seolah tidak kehabisan akal, para nelayan ini akhirnya mengembangkan ekowisata mangrove. Dari 10 ha kawasan dimanfaatkan untuk pembangunan kawasan wisata tradisional yang ramah lingkungan. “Daripada kita menentang dibangunnya jalan tol, kami mengambil jalan positif dengan memanfaatkan view tol terindah di Bali ini,” ungkap Made Sumasa, Ketua Kelompok Nelayan Wanasari ketika ditemui Selasa (5/11).

Sumasa menuturkan bahwa konsep ini diusung sesuai hasil rapat kelompok nelayan Wanasari. Dengan dikembangkannya ekowisata diharapkan nelayan ini tetap dapat eksis mengadu nasib dengan hasil laut. “Meskipun tangkapan sedikit, namun dapat diolah sendiri dan dijual sendiri melalui wisata kuliner yang kami sebut Kampoeng Kepiting,” tuturnya seraya menjelaskan jika para nelayan juga berbudidaya Kepiting.

Sumasa berharap pemerintah dapat mendukung kegiatan 90 orang nelayan yang masih menggantungkan nasib di teluk benoa. “Pemerintah jarang memperhatikan kami. Melihat bagaimana kelangsungan hidup nelayan yang akhirnya memutuskan untuk berbudidaya dan mengembangkan alam yg telah disediakan disini,” harapnya. Ia menceritakan bagaimana susahnya kelompok Nelayan Wanasari sejal tahun 2009 membuat surat legalitas untuk beraktifitas didaerah tersebut. “Padahal sering ketemu pimpinan kehutanan dan kepala dinas, bahkan sudah teleconference dengan gubernur namun tetap tidak ada yg melirik. Padahal pernan kami menjaga hutan mangrove disini sangat aktif,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Sumasa mengaku semua kegiatan ini murni swadaya dari masyarakat tanpa menggandeng investor. Hanya memanfaatkan program CSR salahsatu BUMN untuk membuat bangunan. Maka ia berharap pemerintah lebih memperhatikan masyarakat dan turun kebawah untuk membina.”Kalau berkenan mpemerintah embantu kami dibidang manajemen pariwisata, membina nelayan untuk guide, dan pendidikan lainnya,” harapnya. 

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com