Hizbut Tahrir Indonesia Mengaku Dapat Tempat Nyaman di Bali - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

11/6/13

Hizbut Tahrir Indonesia Mengaku Dapat Tempat Nyaman di Bali

HTI Mengaku Nyaman di Bali 

Dewata News - Denpasar

 Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) wilayah Bali mengaku mendapat tempat dan merasa nyaman di Bali.

“Di Bali sama dengan di daerah lain. Umat yang non-muslim faham dan merasa aman jika ada kegiatan dakwah di sini. Dan kami merasa nyaman dan mendapatkan tempat di sini (Bali),” ungkap Ketua HTI Bali Ahmad Syawaludin , ketika menggelar aksi damai di Denpasar, Senin (4/11).

Seperti diberitakan Pop Bali , Aksi damai yang digelar di bundaran jalan Sudirman Denpasar ini, menurut Ahmad, dilakukan dalam rangka menyambut datangnya tahun baru 1435 Hijriyah sekaligus mengkampanyekan bahwa Islam cinta damai, Islam tidak mengenal kekerasan.

Acara yang sama, masih menurut Ketua HTI Bali, juga dimaksudkan untuk 2 tujuan:

    Pertama, mensosialisasikan kepada masyarakat tentang petingnya kembali kepada Syariah Islam.
    Kedua, memberikan masukan sebagai alternatif solusi terhadap masalah yang dihadapi umat di Indonesia dan memperkenalkan Islam yang senantiasa memberikan rahmat.

Adapun target dari aksi damai ini, menurut Ketua HTI Bali, adalah terpahamkannya umat tentang pentingnya syariah Islam dalam mengatur kehidupan.

Masyarakat paham akan hal penyebab problem kemasyarakatan yang dihadapi pada era ini. Dan yang penting bahwa masyarakat non-muslim faham dan merasa aman dengan aktifitas dakwah umat Islam di Bali. Demikian diungkapkan oleh Ketua HTI Bali.


Apa itu Hizbut Tahrir Indonesia (HTI)?

Sekedar catatan mengenai Hizbut Tahrir, seperti yang tertulis dalam situs resminya, adalah sebuah partai politik yang berideologi Islam, mengajak umat Islam untuk mendirikan kembali sistem Khilafah dan menegakkan hukum syariah. Dalam situs resmi HTI disebutkan:

    “Hizbut Tahrir bermaksud membangkitkan kembali umat Islam dari kemerosotan yang amat parah, membebaskan umat dari ide-ide, sistem perundang-undangan, dan hukum-hukum kufur, serta membebaskan mereka dari cengkeraman dominasi dan pengaruh negara-negara kafir. Hizbut Tahrir bermaksud juga membangun kembali Daulah Khilafah Islamiyah di muka bumi.”

Didirikan pertamakali pada tahun 1953 di Al-Quds (Baitul Maqdis), Palestina, gerakan utama Hizbut Tahrir konon menitik beratkan perjuangan membangkitkan umat di seluruh dunia untuk mengembalikan kehidupan Islam melalui tegaknya kembali Khilafah Islamiyah.

Hizbut Tahrir masuk ke Indonesia di tahun 1980-an dengan merintis dakwah di kampus-kampus besar di seluruh Indonesia. Pada era 1990-an dakwah Hizbut Tahrir merambah ke masyarakat, melalui berbagai aktivitas dakwah di masjid, perkantoran, perusahaan, dan perumahan.

Adapun tujuan dakwah-dakwahnya adalah dalam rangka melakukan transformasi sosial di tengah-tengah situasi masyarakat—yang menurut mereka telah rusak—sehingga diubah menjadi masyarakat Islam. Upaya ini ditempuh dengan tiga cara:

    Mengubah ide-ide yang ada saat ini menjadi ide-ide Islam. Dengan begitu, ide-ide Islam diharapkan dapat menjadi opini umum di tengah-tengah masyarakat, sekaligus menjadi persepsi mereka yang akan mendorong mereka untuk merealisasikan dan mengaplikasikan ide-ide tersebut sesuai dengan tuntutan Islam.
    Mengubah perasaan yang berkembang di tengah-tengah masyarakat menjadi perasaan Islam. Dengan begitu, mereka diharapkan dapat bersikap ridha (ikhlas) terhadap semua perkara yang diridhai Allah, dan sebaliknya, marah dan benci terhadap semua hal yang dimurkai dan dibenci oleh Allah.
    Mengubah interaksi-interaksi yang terjadi di tengah masyarakat menjadi interaksi-interaksi yang Islami, yang berjalan sesuai dengan hukum-hukum Islam dan pemecahan-pemecahannya.

    Seluruh aktivitas atau upaya yang dilakukan Hizbut Tahrir di atas adalah aktivitas atau upaya yang bersifat politis—dalam makna yang sesungguhnya. Artinya, Hizbut Tahrir menyelesaikan urusan-urusan masyarakat sesuai dengan hukum-hukum serta pemecahannya secara syar‘î. Sebab, secara syar‘î, politik tidak lain mengurus dan memelihara urusan-urusan masyarakat (umat) sesuai dengan hukum-hukum Islam dan pemecahannya.


HTI Bercita-Cita Untuk Menghilangkan Pancasila?

Pada 4 September 2013, Muslimedianews.com , Jakarta, melansir pernyataan seorang ulama asal Banten yang menyebutkan bahwa cita-cita Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) untuk menghilangkan Pancasila sebagai dasar negara merupakan salah satu bentuk pemberontakan.

Ulama Banten Haramkan HTI



Dalam rilis tersebut tertulis:

    “Salah satu ulama ahlussunnah wal jama’ah asal Banten yang juga Rois ‘Am Majelis Muzakaroh Muhtadi Cidahu Banten (M3CB) KH. Abuya Muhtadi Dimyathi al-Bantani menyatakan cita-cita Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) untuk menghilangkan Pancasila sebagai dasar negara merupakan salah satu bentuk pemberontakan.”

Pernyataan tersebut, katanya disampaikan secara tertulis kepada kantor redaksi NU Online di Jakarta pada Selasa (3/9/2013). Sebelumnya surat pernyataan itu juga sudah dikirimkan ke PBNU.

Dalam surat yang ditanda tangani sendiri itu, Abuya Muhtadi menyatakan HTI adalah ormas Islam dari luar negeri yang datang ke Indonesia dan ingin menghilangkan Pancasila sebagai dasar negara.

    “Perbuatan tersebut adalah salah satu macam dari pemberontakan, padahal memberontak negara itu dosa besar, maka dari itu HTI harom hukumnya dalam berbagai keadaan.”

Pada rilis yang sama juga disebutkan bahwa, dalam acara Halal Bihalal Majelis Pesantren Salafiyah di Masjid Agung Ats Sauroh, Kota Serang, pada 22 Agustus 2013 lalu, Abuya Muhtadi memperingatkan agar waspada dan menjaga anak-anak, keluarga dan masyarakat, khususnya di Banten agar tidak ikut-ikutan ormas Islam yang menentang NKRI dan Pancasila.




1 comment:

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com