Fenomena Bahan Kimia Dalam Jajanan - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

11/12/13

Fenomena Bahan Kimia Dalam Jajanan




Dewata News - Denpasar

Kehigienisan makanan yang banyak dijual di wilayah sekolah perlu mendapat perhatian serius dari Dinas Kesehatan dan konsisten dari semua pihak. Sebab, penelitian yang dilakukan Balai Besar Penelitian Obat dan Makanan menemukan adanya makanan yang mengandung zat-zat berbahaya.

Akibatnya Keracunan makanan yang kerap terjadi karena terindikasikan adanya masalah kebersihan dan proses memasak makanan yang tidak higienis Selain itu adanya fenomena penggunaan bahan-bahan kimia yang dilarang dalam makanan.

Seperti diberitakan Suluh Bali , Produsen makanan khususnya pedagang kaki lima (PKL) serta industri rumah tangga yang memasarkan olahannya ke sekolah-sekolah, masih banyak mengabaikan kebersihan dan kesehatan (hygiene and sanitation) pada makanan. Mereka hanya berusaha menampilkan makanan semenarik mungkin baik dari aroma, tampilan luar dan tekstur.

Jajan tidak sehat belakangan ini masih sering di temukan di wilayah sekitar sekolah, selama ini dinas kesehatan telah memantau dan selalu di awasi “puskesmas selaku jajaran kesehatan paling bawah Sudah tentu petugas kesehatan lingkungan yang mebina terus, “ ungkap Dr. Luh Putu Sri Utami

Sejauh ini masih kami temui cukup banyak karena kami dari tim penilai lomba sekolah sehata provinsi bersama badan pom dalam beberapa kegiatan panganan anak sekolah dan mobil keliling masih banyak kita temukan baik yang mengandung zat kimia yang kimia berbahaya termasuk pengawet,pemanis,pewarna hingga microbiloginya.

Dinas kesehatan provinsi bekerjasama dengan POM dan sejauh ini jajan yang tidak sehat di sekitar sekolah sudah cenderung menurun dan sudah rutin mulai mebina dari tingkat SD hingga SMA, tegasnya.

Beberapa jenis makanan yang tidak terdaftar untuk di eddarkan jadi sudah di temukan di kantin-kantin banyak sekolah ini.

Hari ini senin (11/11) Drs. I Wayan Bagiarta Negara, Apt., MM. yang di temui saat melakukan penilaian sekolah sehat mengungkapkan “seandainya kita membatasi diri dalam arti tidak membeli produk yang tidak terdaftar sudah tentu mereka mengupayakan agar makan/produk yang mereka jual di daftarkan. Baik itu indrustri rumah tangga pangan di dinas kesehatan maupun itu industri besar di badan POM”.

“Jika masih mengkonsumsi/mebeli produk tersebut secara tidak langsung mereka berproduksi dengan cara mereka yang belum bisa di pertanggung jawabkan baik kualitas, keamanan, maupun pemanfaatannya” tegasnya.

Konsumen jadinya dalam posisi secara sadar maupun tidak sadar harus ada di titik yang kurang tepat. karena sesungguhnya baik itu makanan maupun minuman ataupun komoditi lain yang di gunakan konsumen pengawas terbesar adalah terletak dari konsumen itu sendiri.

“Jadi kita tetap melakukan edukasi ,sosialiasi serta pemberian informasi kepada masyarakat bagaimana mereka bisa berdaya sebagai konsumen agar tidak menggunakan makanan yang beresiko terhadap kesehatan” tambahnya.

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com