Blokade Jalan Diwarnai Kesurupan Massal - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

11/9/13

Blokade Jalan Diwarnai Kesurupan Massal

 
Dewata News - Gerokgak

Tampak sejumlah spanduk terpampang pada berbagai sudut desa. Adapun spanduk itu diantaranya berbunyi "kami masyarakat sumberkelampok mohon kepada pemerintah segera meyelesaikan permasalahan tanah yang kami tempati dan kami garap secara turun temurun."

Seperti diberitakan Buleleng Round Up , Kesurupan berawal saat ratusan warga Jumat siang menggelar persembahyangan bersama. Seperti kegiatan pada hari pertama, usai sembahyang warga kembali duduk-duduk diatas jalan yang telah dipasangi tenda. Selanjutnya sekeha gong desa setempat melantunkan gamelan. Saat itu tanpa komando puluhan wanita dan pria datang menuju jeroan pura desa Sumberkelampok. Mereka menggoda setiap warga dengan suara agak keras. Lama-kelamaan suara gamelan semakin kencang dan suara riuh wargapun mengikutinya hingga sejumlah wanita mengalami kesurupan dan langsung mengambil keris atau kadutan. Warga kesurupan yang lebih banyak wanita itu menusukkan keris ke bagian tubuhnya diikuti oleh sorakan warga yang membuat keadaan semakin histeris. Semakin lama warga yang kesurupan semakin banyak. Mereka lebih banyak wanita dari anak-anak hingga dewasa.

Menurut Jro Mangku Barakan kondisi ini terjadi pada saat-saat tertentu. Adapun makna dari peristiwa itu adalah sebagai symbol membersihkan bhuwana agung dari kekotoran yang terjadi "Niki ulian pekayunan Ida sane sungsung titiang deriki. Dumogi unjukrasa damai puniki ngemolihang kerahayuan," paparnya.

Hingga Jumat sore jalan masih diblokir sehingga puluhan truck yang akan menuju Gilimanuk terpaksa antre di pinggir jalan sekitar satukilo dari lokasi desa Sumber kelampok. Sedangkan pasukan dalmas Polres buleleng dipimpin Kapolres Beny Arjanto juga berada di Pos Polisi Sumberkelampok sekitar satukilo dari lokasi penutupan jalan pertama dari arah timur.

Kepala desa Sumberkelampok Putu Artana mengatakan upaya blokir jalan akan terus dilakukan hingga Gubernur bali Made Mangku Pastika memberikan kepastian atas perjuangan duapuluh tahun lebih atas lahan yang telah mereka tempati.

Ditambahkan luas lahan yang dimohonkan sertifikat hak milik sekitar 600 hectar terdiri atas exs PT Margarana Unit II seluas 267 hectar Unit III 151 hectar dan eks PT Dharmajati seluas 200 hectar yang semuanya HGU berakhir tahun 1993 " Kami akan terus melakukan pemblokiran jalan hingga Gubernur bali Made Mangku Pastika datang dan memberikan rekomendasi berupa dukungan pengurusan lahan tersebut," tegasnya .

Perbekel desa Sumber Kelampok Putu Artana menambahkan berbagai upaya administrasi telah dipenuhi, namun karena gubernur juga memohon hak pengelolaan maka satu-satunya jalan masyarakat desa Sumbekelampok meminta dukungan gubernur. Pasalnya tanah yang ditempatinya selama ini menurut Kanwil BPN Bali terindikasi terlantar.

"Tanah ini sudah terindikasi tanah terlantar; yang mana Kanwil BPN Bali sudah melayangkan surat ke BPN RI dan kita sudah menunggu penetapan. Namun kembali terganjal karena Gubernur juga memohon hak Pengelolaan. Oleh karenanya satu-satunya jalan maka Gubernur harus mengeluarkan surat dukungan terhadap permohonan warga desa Sumber kelampok,"paparnya

Hingga Jumat sore warga masih menutup jalan dengan batu, pohon-pohon yang ditebang serta pos kamling dan bale-bale ditengah jalan.

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com