Orasi di PB3AS, Wagub Sudikerta Himbau Masyarakat Jauhi Narkoba dan Hidari Prilaku Resiko HIV/AIDS

Denpasar, Dewata News. Com - Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta menghimbau masyarakat Bali untuk menjauhi Narkoba dan perilaku-perilaku yang berpotensi terhadap penularan virus HIV/AIDS. Hal ini disampaikannya saat berorasi di Podium Bali Bebas Bicara Apa Saja, Minggu (23/4).

Sudikerta meminta agar masyarakat selalu menjaga diri dan keluarga dari bahaya narkoba. "Mari masyarakat semua hindari. Kalau ada ngasih permen gratis patut dicurigai karena bisa saja mengandung narkoba," kata Sudikerta. 

Pria yang juga menjabat Ketua Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Bali mengatakan pihaknya berkomitmen terhadap masalah ini. Dari asumsi jumlah penderita HIV/AIDS sebanyak 26 ribu orang, KPAD Bali sudah bisa menjangkau 15800 orang, jauh lebih tinggi dari jumlah ketika dirinya baru menjadi Ketua KPAD yang hanya 8 ribu orang.

PB3AS kali ini juga dimeriahkan oleh penampilan  siswa SMKN 3 Denpasar dengan  pentas seni dan musikalisasi puisi untuk  mengajak masyarakat  menjauhi narkoba. Pementasan itu mendapat animo positif dari warga yang melintas di Lapangan Puputan Margarana, lokasi PB3AS.Selain Sudikerta, PB3AS juga diisi orasi dari BNP Bali yang diwakili aktivis dari Koalisi Anti Narkoba Indonesia Alberto Dacosta Jimenez. Jimenez meminta pemerintah daerah Bali untuk mengawasi jalur-jalur peredaran narkoba yang datangnya dari laut. Pihaknya mengaku sudah bekerja sama dengan desa adat di Bali dalam rangka menghentikan peredaran narkoba. 

Untuk masyarakat umum, Dacosta memberi beberapa tips agar terhindar dari Narkoba, khususnya untuk siswa dan anak muda. Yang pertama, ia mengajak untuk hidup gembira. 

"Orang yang galau itu jadi pintu masuk untuk ditawari narkoba," kata WNI asal Timor Leste yang sudah 20 tahun tinggal di Bali ini. 

Ia juga mengajak anak muda untuk menjaga pemikiran positif, punya sifat percaya diri dan pantang menyerah. Sifat-sifat ini menurutnya akan membantu menghindari dari jeratan narkoba, mengingat yang rentan terkena narkoba justru dari ekonomi biasa saja yang kurang mendapat perhatian di rumah.

Terakhir ia mengajak masyarakat yang mengetahui keluarga atau temannya yang terkena narkoba agar melapor ke BNP atau LSM penggiat anti narkoba. Mereka tidak akan dihukum, justru akan mendapat rehabilitasi gratis.

Senada dengan Dacosta Koordinator Pokja Promosi Pencegahan dan Hubungan Masyarakat KPAD Provinsi Bali Prof dr Nyoman Mangku Karmaya M.Repro menekankan pencegahan melalui keluarga. Ia meminta orang tua di tengah kesibukannya untuk selalu menyempatkan diri untuk bertemu dengan anak. "Jangan hanya memberi nasehat setiap bertemu, dengarkan juga mereka," kata Karmaya.

Selain soal Narkoba, seorang orator menyampaikan persoalan di bidang lingkungan. Ia adalah Ketua LSM Forum Peduli Mangrove Lanang Sudira yang menyampaikan hasil pertemuan internasional tentang mangrove di Hotel Inna Grand Bali Beach i beberapa waktu lalu. Menurutnya berdasarkan hasil konferensi, pemilik hutan mangrove di dunia termasuk Indonesia akan menuntut kepada Amerika Serikat dan China supaya memberikan kompensasi yang jelas kepada pemilik hutan mangrove karena negara-negara tersebut telah begitu banyak membuang gas karbon ke udara yang kemudian dinetralisir oleh hutan Mangrove. Di Indonesia ada 3,5 juta hektar hutan mangrove dimana 1.733 hektar diantaranya berada di Bali. "Kita dirayu menanam mangrove untuk menyerap karbon yang dihasilkan Amerika dan China," kata Sudira.