Anak Indonesia kecanduan seks dan pornografi sejak muda - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

11/15/13

Anak Indonesia kecanduan seks dan pornografi sejak muda



Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyebutkan, setidaknya ada 84 laporan pornografi dan pornoaksi hingga yang masuk ke KPAI Oktober 2013 ini. Seluruhnya dilakukan oleh anak-anak dari kalangan pelajar di bawah umur, khususnya di Jakarta.

"Laporan-laporan tersebut terdiri dari pergaulan seks bebas dan kepemilikan media pornografi," ujar Ketua Divisi Pengawasan KPAI, Muhammad Ihsan, Rabu (13/11).

Menurut dia, ada tiga faktor besar yang menyebabkan angka tersebut tinggi. Pertama, pengaruh teknologi informasi yang kuat serta kurangnya filter akan keterbukaan informasi tersebut. Ini fatal, anak-anak jadi mampu mengakses apa yang sebenarnya tidak boleh mereka akses.

"Jadi, tidak heran jika ada anak-anak yang sudah kecanduan seks sedari muda," kata Ihsan.

Kedua, pergaulan bebas yang kian marak. Permasalahan ini, terkait dengan kurang atau tidak adanya pengawasan terhadap anak jika sedang berkumpul dengan teman-temannya. Media pergaulan menjadi gerbang masuk kedua dalam menyebarkan media pornografi dan seks bebas.

Faktor ketiga adalah lemahnya pengawasan dari lembaga keluarga dan lembaga pendidikan. Tidak utuhnya kedua lembaga tersebut dalam memberikan informasi tentang tubuh dan seks menjadikan anak kurang mengerti apa arti hal-hal tersebut.

"Itulah kenapa anak-anak, khususnya kalangan pelajar, memiliki rasa penasaran yang tinggi tentang hal tersebut," ujarnya.

Saat ini bahkan Indonesia sudah menduduki peringkat pertama pengakses situs porno. Ironisnya lagi, di antara para pengakses situs porno itu adalah anak-anak di bawah umur. Psikolog Baby Jim Aditya prihatin melihat anak-anak SD sudah mulai mengakses situs porno. (Merdeka [dot] com)

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com