Museum ”Soenda Ketjil” Penghargaan Atas Jasa Mr.I Gusti Ketut Pudja - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

3/13/18

Museum ”Soenda Ketjil” Penghargaan Atas Jasa Mr.I Gusti Ketut Pudja


Buleleng, Dewata News. Com — Museum ”Soenda Ketjil” yang didirikan Pemerintah Kabupaten Buleleng dengan memanfaatkan bangunan gedung Kantor KPM (Koninklijke Paketvaart Maatshcappij) atau Dutch Shipping Company yang didirikan di era pemerintahan Kolonial Belanda di eks.Pelabuhan Buleleng merupakan penghargaan dan penghormatan atas jasa-jasa Bapak Mr.I Kettut Pudja sebagai tokoh nasional.

Keberadaan Museum Sunda Kecil itu tercermin,seperti diungkapkan Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng, Drs. Putu Tastra Wijaya, MM pada acara Peresmian Lounching Soft Opening yang diselenggarakan, hari Selasa (13/03).

Kenapa lounching soft openingdilaksanakan tanggal 13 Maret? Sementara museum ini keberadaannya sangat unik dan merupakan satu-satunya di Kabupaten Buleleng khususnya,dan di Indonesia pada umumnya masih ”lengang” dari benda-benda yang menggambarkan peristiwa nilai sejarah Provinsi Sunda Kecil.

Menurut Putu Tastra Wijaya, bahwa dipilihnya tanggal 13 Maret adalah mengandung nilai sacral dan bersejarah,karena pada tanggal dan bulan dimaksud, Mr.I Gusti Ketut Pudja dan para tahanan politik lainnya dibebaskan dari tahanan, atas penangkapan perintah dari Panglima Tentara Sekutu JawaTimur dengan alasan ketertiban dan keamanan tidak terjamin di Sunda Kecil.

Masih menurut Kadis Kebudayaan Kabupaten Buleleng, Putu Tastra Wijaya, bahwa bapak Mr.I Ketut Pudja telah berbuat banyak menyerahkan dharma baktinya tanpa pamrih.
”Sebagai tokoh nasional, beliau yang diangkat oleh Presiden Soekarno untuk menjabat sebagai Gubernur Sunda Kecil yang mewilayahi Bali, NTB dan NTT pada tanggal 22 Agustus 1945,” ungkapnya.

Karena itu, museum Sunda Kecil ini juga merupakan museum khusus yang mengingatkan sejarah Kota Buleleng sebagai pintu masuk Pulau Bali dan sebagai pusat pemerintahan Bali, NTB dan NTT di masa Kolonial Belanda hingga tahun 1958. ”Pendirian Museum Sunda Kecil mengacu pada PP No.66 Tahun 2015 tentang Museum,” imbuhnya.

Dari peraturan pemerintah dimaksud, bahwa Museum adalah sebagai lembaga yang berfungsi melindungi, merawat, mengembangkan, melestarikan, memanfaatkan koleksi dan mengkomunikasikannya kepada masyarakat.

Pada acara kegiatan PeresmianLounching Soft Opening Museum Sunda Kecil yang juga dihadiri Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Kementrian Pendidian dan Kebudayaan RI, beberapa Pimpinan OPD lingkup Pemkab Buleleng dan sejumlah undangan lainnya, yang dipenuhi para Kelian Desa Pakraman, para Kelian Subak dan Subak Abian se-Kabupaten Buleleng. Sementara Kepala Daerah Kabupaten Buleleng tidak tampak hadir, sehingga diwakili Sekda Buleleng Ir. Dewa Ketut Puspaka.

Karena itu, sedianya penandatanganan Prasasti Peresmian Lounching Soft Opening ditandatangani Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana, dilakukan secara simbolis dengan paraf oleh Sekda Dewa Ketut Puspaka.

Untuk diketahui, bahwa bangunan Kantor KPM merupakan aset Pemkab Buleleng yang telah mendapatkan dan menerima bantuan Hibah Revitalisasi Gedung dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia melalui Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman.

Selaku Kadis Kebudayaan Kabupaten Buleleng, Putu Tastra Wijaya menyadari, bahwa untuk pembiayaan dan pendanaan selanjutnya dalam rangka menyempurnakan keberadaan Museum Sunda Kecil dimohon bantuannya dari Pemkab Buleleng dan Pemerintah Pusat. (DN ~ TiR).—

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com