BBM Jenis Pertalite Laris Manis, Premium Semakin Langka - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

8/1/17

BBM Jenis Pertalite Laris Manis, Premium Semakin Langka


Oleh : Made Tirthayasa
 
Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium mulai langka di sejumlah SPBU di Singaraja dan wilayah lainnya di Indonesia. 
 
Belum diketahui apa penyebab sesungguhnya kelangkaan tersebut, apakah karena pasokannya sengaja dikurangi oleh Pertamina, atau produksinya yang dibatasi.      
 
Sejak Pertamina meluncurkan produk Pertalite, gasolin dengan kandungan oktan lebih tinggi pada bulan Juni 2015, Konsumsi Premium terus menurun.
 
Kecenderungan konsumen beralih ke pertalite dan pertamax yang memiliki RON lebih tinggi, karena baik bagi mesin kendaraan.
 
Selain itu, harga premium, pertalite, dan pertamax tidak terpaut jauh.
 
Awalnya, Pertamina hanya menargetkan Pertalite tersedia di seribu 200 stasiun pengisian bahan bakar umum. Saat ini Pertalite sudah tersebar di 4 ribu 341 SPBU di seluruh Indonesia.
 
Hal ini pula yang mengakibatkan distribusi premium berkurang karena pengusaha SPBU juga lebih banyak membeli Pertalite, karena dari segi bisnis lebih menguntungkan. Akibatnya beberapa POM bensin hanya menyediakan satu jalur BBM jenis premium.
 
Kecenderungan konsumen beralih ke pertalite dan pertamax yang memiliki RON lebih tinggi, karena baik bagi mesin kendaraan. Selain itu, harga premium, pertalite, dan pertamax tidak terpaut jauh.
 
Direktur Minyak dan Gas Bumi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, IGN Wiratmaja mengatakan ada dampak positif dan negatif bila benar BBM Premium lenyap di Tanah Air pada tahun 2019. Positifnya, dengan dihilangkan premium akan membuat polusi udara berkurang. Sedangkan negatifnya, infrastruktur Pertamina belum siap.
 
Banyak faktor yang harus dilihat sebelum diputuskan untuk menghapus premium. Masalah kesiapan Pertamina hingga daya beli masyarakat.
 
Perlu pertimbangan dan keputusan yang tidak terburu buru, karena dampak langsungnya paling dirasakan masyarakat golongan menengah ke bawah. 
 
Seharusnya pihak Petamina melakukan persentase terlebih dulu dan melihat dampak ke depannya dari segi ekonomi masyarakat.—

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com