Brahmavihara Arama, "Borobudur" di Pulau Bali - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

6/18/17

Brahmavihara Arama, "Borobudur" di Pulau Bali


Peresmian Patung Buddha di Brahmavihara Dihadiri 18 Bhikku dari Thailand
 
Brahmavihara - Arama merupakan vihara Buddha yang terbesar di Bali dan vihara ini lebih dikenal dengan nama Wihara Buddha Banjar. Brahmavihara-Arama berlokasi di desa Banjar Tegeha yang termasuk wilayah kecamatan Banjar, kabupaten Buleleng dan berjarak sekitar 22 km sebelah barat Singaraja atau berjarak 11 km dari kawasan wisata Lovina. Dari ibukota Denpasar menuju vihara ini menempuh waktu lebih kurang dua jam atau berjarak sekitar 100 km, melalui jalan raya Denpasar-Bedugul-Singaraja.
 
Ketika dilakukan kegiatan peresmian Patung Budha di Brahmavihara Arama, Minggu (18/06) sore, selain dihadiri umat yang ada di Kabupaten Buleleng khususnya, juga dihadiri 18 Bhikku dari Thailand. Brahmavihara Arama Banjar merupakan Borobudur di Pulau Bali.
 
Seperti diketahui, Brahmavihara ini berada pada daerah perbukitan desa Banjar Tegeha dengan suasana yang sepi dan tenang serta dapat melihat pemandangan langsung ke pantai Lovina. Selain itu, tidak jauh dari vihara ini juga terdapat obyek wisata Pemandian Air Panas Banjar. Dengan adanya kedua obyek wisata tersebut membuat vihara ini semakin dikenal dan sering dikunjungi wisatawan baik mancanegara maupun nusantara.
 
Brahmavihara-Arama mulai didirikan sekitar tahun 1969 dan selesai tahun 1970. Sedangkan pada tahun 1973 baru diresmikan penggunaannya sebagai vihara Buddha. Sebelumnya sudah berdiri vihara yang berlokasi di Pemandian Air Panas Banjar, yang pada saat itu pengikutnya (upcaka) sangat terbatas jumlahnya sekitar 25 orang. Vihara ini dibangun di atas tanah seluas lebih kurang satu hektar dan sedang diadakan perluasan untuk pembangunan candi Borobudur dalam bentuk mini di sebelah selatan vihara. Menjelang peresmian Brahmaviahara Arama di wilayah Banjar, Buleleng ini, Patung Buddha secara khusus didatangkan dari Thailand seberat 300 Kg emas.
 

Vihara ini secara garis besar terdiri dari 5 komplek yaitu :
1. Uposatha Gara, yang terletak di puncak sebelah barat yang merupakan sebuah ruangan yang nyaman dan tenang. Pada dinding-dindingnya terdapat pahatan panel kelahiran Sang Buddha dan di bagian tengahnya terdapat patung Sang Buddha dalam keadaan mencapai "Samma Sang Buddha" (Nirwana). Ruangan ini berfungsi untuk penasbihan para calon bikhu (bhiku samanera) yang merupakan tahap awal untuk mengikuti latihan tahap berikutnya. Di tempat ini pula para bhiku mengucapkan sumpah dan janji.
 
2. Dharmasala, terletak di sebelah timur yang merupakan tempat semacam ruang belajar. Di tempat ini para bhiku melakukan kebaktian, memberi khotbah, dan tempat ini berfungsi sebagai tempat melakukan aktivitas spiritual.
 
3. Stupa, terletak di sudut barat laut yaitu berupa bangunan yang bentuknya seperti lonceng raksasa di mana seluruh sisinya terbuat dari beton dengan relief yang sangat mengagumkan. Konon di dalam Stupa ini tersimpan benda-benda suci milik Sang Buddha, antara lain “relik” (sebuah benda yang berkilauan dan tahan api).
 
4. Pohon Bodi, berada di sudut barat daya yang merupakan bangunan yang terdapat pohon besar yaitu Pohon Bodi, di mana di sekitar pohon tersebut dihias dengan relief. Tempat ini merupakan simbul kemenangan Sang Buddha pada waktu beliau mencapai "Samma Sang Buddha" (kesempurnaan yang abadi). Di tempat ini umumnya setiap pengunjung melakukan meditasi terutama pada hari raya Waisak atau Asada.
 
5. Kuti, merupakan beberapa ruangan yang digunakan sebagai tempat tinggal para bhiku maupun para siswa yang sedang menuntut ilmu dan kadang kala tempat ini dipergunakan sebagai tempat latihan para bhiku.
 
Selain itu, di komplek vihara ini terdapat juga beberapa patung Buddha yang menghiasi setiap sudut taman ataupun ruangan. Di antaranya terdapat dua buah patung Buddha yang sangat menarik yaitu patung Parinirwana dan patung Buddha sebagai Buddha. Kedua patung tersebut terbuat dari perunggu yang dilapisi emas dan merupakan sumbangan dari Thailand dan Sri Lanka sekitar tahun 1977.
 
Masing-masing patung ini ditempatkan di dalam ruangan yang berbeda. Patung Parinirwana menggambarkan Sang Buddha dalam keadaan meditasi dengan mengosongkan raganya. Lalu patung Buddha sebagai Buddha menggambarkan Sang Buddha sedang mencapai kesempurnaan yang abadi. Sedangkan patung-patung lainnya yang terbuat dari batu padas dan beton, tersebar di taman dan menunjukkan adanya 31 alam kedudukan di luar Nirwana.
 
Vihara Brahma vihara Arama ini sempat menjadi buah bibir masyarakat Bali, di tahun 2008 karena patung dewi Kwan Im yang ada di vihara ini mengeluarkan air mata . Brahma vihara Arama juga memiliki sebuah tiruan borobudur dengan 5 stupa di bagian puncak. Pada saat pada hari besar umat Budha, maka ribuan orang akan merayakan di tempat ini untuk melakukan sembahyang. Selain itu, Brahma Wihara Arama juga terkenal sebagai tempat meditasi untuk pencerahan. Hampir setiap hari tempat ini didatangi orang yang ingin mencapai ketenangan dan pencerahan lewat meditasi.

(Made Tirthayasa).—

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com