413 Tahun Singaraja Di Hatiku - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

4/6/17

413 Tahun Singaraja Di Hatiku


Singaraja, ibukota Kabupaten Buleleng, yang terletak di pantai utara Bali telah merayakan ulang tahun ke-413 pada tanggal 30 Maret tahun 2017. 
 
413 tahun bukanlah waktu yang singkat dibandingkan dengan usia manusia. Dalam jangka waktu lebih dari 4 abad, Singaraja menjalani pasang surut sejarahnya. Berdasarkan babad didokumentasikan, Singaraja digunakan untuk memainkan perannya sebagai ibu kota Bali dan sekitarnya yaitu Provinsi Sunda Kecil meliputi Bali, Lombok. Sumbawa, Sumba dan bagian dari Timor sampai sekitar tahun 1959 ketika provinsi kemudian dibagi menjadi tiga provinsi yaitu Provinsi Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.
 
Bali sebagai provinsi yang berdiri sendiri pada kenyataannya lebih kecil dalam hal daerah dan situasi ini, bahkan diperburuk dengan keputusan provinsi, bahwa Singaraja tidak lagi sebagai ibukota provinsi dan dipindah ke Denpasar sebagai ibukota baru Provinsi Bali dan Singaraja sebagai ibukota Kabupaten Buleleng.
 
Tahun 2017 ini, Singaraja merayakan 413 tahun pada tanggal 30 Maret tahun 2017.  Memotivasi warga Singaraja pada khususnya dan masyarakat Buleleng pada umumnya, Singaraja dihiasi dengan spanduk, poster dan baliho yang menunjukkan motto ulang tahun "Singaraja Di Hatiku"  Jika diterjemahkan ke “bahasa Lovina / Bahasa bule”, bahwa  "Singaraja di hati kita" atau "Kami mencintai Singaraja".
 
Motto dan logo “Singaraja Di Hatiku” menjelang perayaan ulang tahun dapat ditemukan di setiap sudut kota, di depan kantor pemerintah, hanya untuk beberapa nama. Beberapa kegiatan yang berkaitan dengan ulang tahun telah digelar  seperti lomba menyanyi dan lomba olahraga.
 
Tak ketinggalan gelaran Pesta Puisi Dermaga Seni Buleleng di Taman Kota, 25 Maret 2017. Judul puisi ”Kembalikan Singaraja di Hatiku: Cantiryas Boy, ternyata menggugah dan memberi dorongan semangat kerja dan kerja keras Bupati Putu Agus Suradnyana menata Kota Singaraja. Bupati PAS sapaan akrab Putu Agius Suradnyana mengaku terpicu semangatnya dari puisi yang digemakan Made Tirthayasa pada resepsi HUT ke-413 Kota Singaraja di halamkan rumah jabatan bupati, 3a0 Maret 2017 malam.
 
Dalam kaitan perayaan ultah Kota Singaraja ini, perlu dicatat seperti yang telah dinyatakan oleh motto bahwa semua warga Singaraja dan masyarakat Kabupaten Buleleng pada umumnya "Cinta Singaraja". Di bawah kepemimpinan Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana yang telah terpilih kembali untuk masa jabatan kedua dalam pemilihan bupati (Pilkada) tahun 2017 dan kepemimpinan bupati sebelumnya juga telah bekerja keras untuk mengembangkan Singaraja khususnya dan Buleleng pada umumnya untuk tidak tertinggal dengan kabupaten lainnya di Bali bahkan di seluruh negeri.
 
Pelabuhan  Buleleng yang digunakan untuk menjadi pintu masuk pertama Bali dan dibiarkan , hingga akhirnya menjadi warung di atas dermaga, setelah ibukota dipindahkan ke Denpasar seakan menempatkan garam pada luka akibat pembukaan Bandara Internasinal Ngurah Rai, di Bali Selatan. Sebagian besar perjalanan wisatawan ke Bali dengan pesawat, mengakibatkan Singaraja sebagai kota hantu, setelah Pelabuhan. Buleleng  kehilangan perannya sebagai pintu masuk.
 
Inilah tantangan Pemimpin Buleleng untuk mendorong ke depan melakukan berbagai upaya terobosan untuk tidak tertinggal dengan kabupaten lainnya di Bali.
 
Sebuah rencana menarik untuk menghidupkan kembali peran bekas Pelabuhan Buleleng, meskipun tidak lagi sebagai pelabuhan laut dan kemudian berubah menjadi tempat rekreasi baru bagi masyarakat lokal dan turis. Beberapa restoran panggung dibangun, taman, lahan parkir yang luas yang semuanya membuat bekas Pelabuhan Buleleng lebih menarik untuk dikunjungi dan menikmati suasana pantai.
 
Bekas bangunan Belanda yang dipakai perusahaan perkapalan atau KPM dibiarkan sebagai warisan masa lalu, tepat di depan Monumen Yudha Mandala Tama. Selain itu beberapa bangunan gudang tak terpelihara telah dibongkar  rata dengan tanah dan dibangun gedung baru bernama "Imaco" yang kini diberi namka Gedung ”Mr.Ketut Puja” sangat cocok untuk diselenggarakan berbagai jenis kegiatan seperti pertemuan, konferensi, pesta pernikahan, pameran dan lain-lain.
 
Di sektor pendidikan, keberadaan Undiksha. (Universitas Pendidikan Ganesha) Singaraja, sebagai lembaga pendidikan tenaga kependidikan (LPTK) satu-satunya perguruan tinggi negeri dengan menggunakan symbol pendidikan, yakni Ganesha.
 
 Meskipun nama LPTK sebagai universitas pendidikan, tapi kurikulum tidak terbatas hanya pada pendidikan, tetapi akan direncanakan untuk memperluas di luar itu, seperti kedokteran, ekonomi dan lain-lain, sehingga tidak hanya membuka peluang untuk orang di Bali untuk memperoleh pendidikan yang lebih tinggi, tetapi juga banyak mahasiswa dari luar Buleleng dan Bali tertarik untuk belajar di Singaraja karena itu lokasi, suasana damai dan relatif lebih murah. Hal ini juga memicu perekonomian Singaraja serta Buleleng menggeliat maju.
 
Hal ini tidak berlebihan untuk mengatakan, bahwa Singaraja layak untuk menjadi "Kota Pendidikan" seperti  spanduk di pintu gerbang batas kota terpampang  ”Selamat Datang di Singaraja adalah Kota Pendidikan". .
 
Pada lingkup pariwisata, Buleleng belakangan ini makin menjadi tujuan wisata, karena Bali selatan makin padat keramaian yang mengganggu, seperti kemacetan lalu lintas, polusi, peningkatan tingkat kejahatan.Karena itu, wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara telah merambah ke utara untuk mencari tempat yang lebih damai di mana mereka bisa bersantai menikmati matahari, laut, pantai dan pasir hitam.
 
Sebagai pemilik pasir hitam dan ikan lumba-lumba terbaik di dunia, itulah Lovina,15 Km barat Singaraja diciptakan terutama oleh orang-orang yang yang dikenal sebagai "back packers" yang berkeliaran untuk menemukan tempat-tempat baru untuk menikmati terlepas dari fasilitas kurang tersedia.
 
Nama Lovina dan perkembangannya tidak dapat dipisahkan dengan pelopornya, Anak Agung Panji Tisna, keturunan raja Buleleng dan juga novelis. Hal ini diyakini, bahwa nama Lovina diciptakan pertama kali oleh Panji Tisna. Saat Lovina telah berkembang sedemikian rupa membentang jauh dari pusat Lovina, Kalibukbuk merupakan nama resmi dari kawasan pariwisata.
 
Perkembangan Lovina telah mengilhami Pemerintah Kabupaten Buleleng untuk mengembangkan sebuah resor baru, menduplikasi pengembangan Nusa Dua Resort, yang dikembangkan atas dasar rencana menyeluruh diadopsi terlebih dahulu dan itu sangat berbeda dari pengembangan Lovina yang telah berkembang dengan sendirinya tanpa rencana.
 
Kawasan Desa Pemuteran ditetapkan untuk menjadi situs baru karena tempat-tempat wisata yang kuat atraksi terutama laut seperti terumbu karang perdana dengan beragam makhluk laut, situs terbaik untuk menyelam dan snorkeling di sekitar pulau Menjangan dan saat ini daerah secara luas dan secara resmi dikenal sebagai Batu Ampat Tourist Resort telah berkembang sebagai resor wisata berkualitas seperti yang direncanakan oleh Pemkab Bulelenng, di mana dapat ditemukan banyak hotel berbintang.
 
Keberhasilan konservasi terumbu karang telah menerima standing ovation nasional dan internasional. Karerna itu Pemkab Buleleng dibawah kepemimpinan Bupati Putu Agus Suradnyana melalui Dinas Perikanan dan Kelautan Buleleng telah melakukan beberapa kegiatan dalam melestarikan terumbu karang. Bahkan, telah mendapat penganugerahan internasional, dengan telah diundang ke Amerika Serikat untuk menerima penghargaan dari badan internasional karang dan konservasi laut.
 
Dalam mempromosikan keberhasilan melestarikan terumbu karang dan kekayaan laut sekitar desa Pemuteran, diadakan Festival Pemuteran dihadiri oleh banyak pejabat yang bersangkutan pada melestarikan terumbu karang dan kekayaan laut lainnya.
 
Ini adalah prestasi Kabupaten Buleleng sebagai contoh yang telah dicapai  dan pada periode kedua lima tahun  ke depan dibawah duet kepemimpinan Putu Agus Suradnyana ~ Nyoman Sutjidra sebagai Bupati dan Wakil Bupati Buleleng, semoga Buleleng, khususnya Kota Singaraja makin berkembang maju dan lebih baik. Dirgahayu Kota Singaraja pada Ulang Tahun ke-413.

Made Tirthayasa.—

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com