Sugawa Korry Aktor Dibalik Sukses Dibangunnya Monumen Perang Jagaraga - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

1/31/17

Sugawa Korry Aktor Dibalik Sukses Dibangunnya Monumen Perang Jagaraga


Buleleng, Dewata News.com —Monumen perang Jagaraga di Desa Jagaraga, Kecamatan Sawan, Buleleng akhirnya selesai dibangun. Monumen ini mulai dibangun tanggal 01 Agustus 2016, dengan anggaran dari Pemerintah Provinsi Bali. Monumen yang tingginya 15 meter itu dibangun di lahan seluas 0,5 hektar. Di Monumen itu juga dibuat patung dua tokoh pejuang perang Jagaraga, yakni Gusti Ketut Jelantik (Mahapatih Kerajaan Buleleng) dan Jro Jempiring. Kedua tokoh dari trah Semeton Arya Pangalasan ini memegang peran penting dalam Perang Puputan Jagaraga melawan Belanda tahun 1849.

Pelaksanaan pembangunan Monumen Perang Jagaraga ini dilaksanakan oleh PT. Tunas Jaya Sanur, yang akan dikerjakan selama 180 hari (6 bulan) dengan biaya Rp13.841.359.000.

Sugawa Korry yang Wakil Ketua DPRD Provinsi Bali asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng adalah salah satu aktor di balik suksesnya pembangunan monumen tersebut.

Menyimak sejarah awal rencana pembangunan monumen perang Jagaraga tersebut, mantan Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Buleleng ini bercerita dengan runut proses perencanaan pembangunan monumen tersebut.

Menurut dia, masyarakat setempat sudah mengusulkan kepada pemerintah daerah setempat untuk membangun monumen ini sejak tahun 2007. Namun, tak junjung direalisasikan karena kendala anggaran.

Sugawa Korry mulai memperjuangkan pembangunan monumen itu pada tahun 2015. Itu bermula saat ia melakukan reses di desa Jagaraga pada Juni 2015. Pada saat itu, melalui Sugawa Korry, mereka menyampaikan permintaan kepada pemerintah Provinsi Bali untuk membangun Monumen Perang Jagaraga.

Aspirasi itu, menurut Sugawa Korry, sudah ditindaklanjutinya bersama koleganya di DPRD Bali ke pemerintah Provinsi Bali melalui Dinas Sosial. Selanjutnya, saat reses pada 28 Oktober 2015, Sugawa Korry kembali menemui warga setempat. Selain menyerap aspirasi mereka, Sugawa Korry juga menyampaikan tindak lanjut rencana membangun monumen Perang Jagaraga tersebut. Saat itu, ia menyampaikan bahwa rencana membangun Monumen Perjuangan Jagaraga itu akan mulai dibangun tahun 2016. Sebab pemerintah Provinsi Bali sudah menyanggupi anggarannya.

Sekretaris DPD Partai Golkar Provinsi Bali ini mengatakan, rencana membangun monumen itu tidak bisa direalisasikan pada tahun 2015, karena keterbatasan anggaran APBD Kabupaten Buleleng. Sugawa Korry bersama wakil rakyat di DPRD Bali kemudian berkoordinasi dengan Tim Anggaran Provinsi Bali. Hasil koordinasi saat itu, pembangunan monumen tidak bisa dibiayai dalam bentuk Bantuan Keuangan Khusus (BKK) dari provinsi karena tanahnya milik Pemda Buleleng.

Namun, perjuangan tak berhenti di situ. “Hasil diskusi kami dengan bapak gubenur dan wakil gunernur dan Tim Anggaran Provinsi disepakati dengan mengusulkan agar anggaran pendidikan kabupaten Buleleng dialihkan untuk bangun monuman, dan anggaran pendidikan kabupaten Buleleng yang dialihkan tersebut dibantu melalui BKK provinsi Tahun 2016 sebesar Rp15 Milyar. Jadi saat itu kami koordinasi di Provinsi untuk bantu anggarannya. Syukur disetujui. Anggarannya melalui BKK. Monumen itu akhirnya dibangun tahun 2016,” jelasnya.

Dalam perkembangan selanjutnya, jelas dia, rencana membangun monumen itu sempat ada kendala. “Reses kami yang kedua di Jagaraga, dapat info bahwa pemkab Buleleng hanya alokasikan Rp7 Milyar untuk tahun 2016, sedangkan provinsi sudah alokasikan Rp15 Milyar. Tentu kami tidak sependapat. Kami kontak Sekda Bulelemg agar di APBD Buleleng 2016 dianggarkan sama dengan BKK provinsi. Astungkara setuju dan dianggarkan sama. Dan akhirnya dengan anggaran tersebut, monumen bisa selesai tepat waktu. Astungkara, Monumen perang Jagaraga sudah selesai dibangun,” ujarnya.

Lebih lanjut Sugawa Korry menegaskan, pembangunan monumen Jagaraga itu sangat penting. Sebab. ada faktor sejarah yang melatarbelakangi masyarakat setempat meminta dibangun monumen tersebut. Apalagi, Buleleng sebagai bagian dari daerah di wilayah Bali Utara, memikiki sejarah yang luar biasa dalam perang melawan penjajah.

“Ada sejarah perjuangan yang sangat heroik di Buleleng. Latar belakang ini yang kemudian mendorong masyarakat setempat untuk segera mewujudkan monumen perang itu,” jelasnya.

Ketika tahapan kampanye pasangan calon No.1 Dewa Nyoman Sukrawan-Gede Dhrma Wijaya (SURYA), Sugawa Korry yang tampil menjadi jurkam di Sasana Budaya Singaraja juga menjelaskan, pada 9 Juni 1848 terjadi peperangan heroik yang dilakukan rakyat Jagaraga dalam mengusir penjajah Belanda. Pada saat itu, masyarakat Jagaraga yang berjumlah 2000 orang, 35 brahmana, 3 orang pedanda dan 165 bangsawan berhasil memukul mundur 3000 pasukan penjajah Belanda, dengan menewaskan 200 tentara Belanda dan 12 perwira Belanda. Rakyat Buleleng dibawah kepemimpinan I Gusti Jelantik akhirnya berhasil memenangkan peperangan.

Selanjutnya pada 1849, dengan melibatkan sekitar 9000 tentara, 89 kapal perang dan persenjataan modern, pemerintah Belanda kembali melakukan penyerangan balasan ke Buleleng, dan akhirnya berhasil membumihanguskan Buleleng.

Berdasarkan latar belakang sejarah tersebut, perjuangan heroik dalam perang di Buleleng merupakan sejarah pertama masuknya penjajah Belanda ke Bali.

“Karena itu, untuk mengenang perjuangan heroik rakyat Buleleng maka perlu dibangun monumen perang itu. Kami harapkan monumen perang itu akan menjadi ikon Kabupaten Buleleng. Dengan dibuatnya Monumen perang Jagaraga, masyarakat dapat menghargai jasa dan pengorbanan para pejuang masa silam,” ujarnya.

Sugwa Korry bersama Komisi III DPRD Bali sudah meninjau monumen tersebut pada Senin (23/01) lalu. Pembangunan monumen itu hendaknya menjadi spirit dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Nilai kepahlawanan itu sangat berguna untuk menjiwai kita. Itu kita warisi untuk menghadapi berbagai tantangan ke depan. Kita harus belajar dari para leluhur kita bagaimana mereka menjaga martabatnya, menjaga harga dirinya, menjaga tanah airnya, menjaga keluarganya, menjara rakyatnya, bahkan rela mengorbankan jiwa dan raganya,” pungkasnya. (DN ~ TiR).—

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com