Bangli, Dewata News. Com -Rendahnya
kualitas sumber daya manusia (SDM) rupanya menjadi penyebab utama meningkatnya
angka kemiskinan di Kabupaten Bangli. Berdasarkan
data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2011, jumlah kemiskinan di Kabupaten
Bangli mencapai angka 10.528 KK. Sedangkan verifikasi berdasarkan musdes/muskel
tahun 2015, data kemiskinan di Bangli mencapai angka 11.055 KK atau 36.821 jiwa
yang jika dikakulasikan terjadi kenaikan angka kemiskinan dalam kurun waktu 4
tahun terakhir mencapai 0,92%.
Hal tersebut disampaikan Wakil Bupati Bangli
Sang Nyoman Sedana Arta, SE saat menjadi narasumber pada sosialisasi percepatan
pengentasan kemiskinan di Kabupaten Bangli, di gedung BMB kantor Bupati Bangli
Selasa (13/12). Acara ini juga dihadiri oleh Kadisosnakertrans Bangli Drs.
Nengah Sukarta, Kepala Bappeda dan Penanaman Modal Bangli I Nyoman Widiana,
Kadiskes Bangli dr. Nengah Nadi, Kadisdikpora Bangli Nyoman Suteja, Perbekel dan
Kaur Kesra se Kabupaten Bangli.
Selain
SDM, faktor lain yang menjadi hambatan pengentasan kemiskinan di Bangli adalah
masih tingginya perkawinan usia muda, faktor kesehatan, budaya hidup yang
kurang baik seperti judi, merokok dan bergaya hidup mewah serta angka pengangguran
yang cukup tinggi. Kalau mau jujur dan kerja keras, sambung Wabup Sedana Arta banyak
sekali ruang ruang yang bisa meningkatkan penghasilan masyarakat, seperti lapangan
pekerjaan sektor non formal di Kabupaten Bangli sangatlah potensial. Namun mindset
masyarakat masih banyak yang menganggap pekerjaan kasar tidak layak dilakukan. Oleh
karenanya, untuk pengentasan kemiskinan diperlukan pendekatan yang integratif
dan berkelanjutan, sehingga masyarakat sadar dan tergerak untuk lepas dari
jeratan kemiskinan.
“Kita ingin masyarakat sadar bahwa kemiskinan bukan karena
faktor nasib dan keturunan. Kalau mau lepas dari predikat miskin masyarakat
harus mau bekerja dan bekerja keras. Kalau mau bekerja untuk tenaga kasar saja dari
perhitungan sederhana bisa berpenghasilan diatas Upah Minimum Kerja (UMK). Jadi
tidak akan ada kata miskin kalau mau bekerja dan bekerja keras”terangya.
Pada
kesempatan itu Wabup Sedana Arta juga mengingatkan agar jajarannya sampai
tingkat terbawah bisa berkomitmen menyajikan data kemiskinan dengan valid dan
jujur. “Jangan ada kata eweh pakeweh. Semua data kemiskinan harus disajikan
dengan jujur sesuai kenyataan. Kalau miskin ya miskin, tidak boleh karena ada
bantuan orang mampu bisa jadi miskin. Tidak boleh lagi ada bantuan seperti
beras miskin yang dibagi rata. Kedepan bantuan
orang miskin ya untuk orang miskin”pungkasnya.
Sementara
itu Kadissosnakertrans Bangli Nengah Sukarta mengatakan, berdasaran data BPS
BPS tahun 2014, presentase angka kemiskinan di Kabupaten Bangli mencapai 5,86
%, sedangkan untuk Provinsi Bali angka kemiskinan mencapai 2,86%. Menindaklanjuti
data tesebut, upaya pengentasan kemiskinan dalam RPJMD Kabupaten Bangli dalam
lima tahun kedepan ditargetkan 3,5%.
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com