Buka Sekolah Jurnalisme Indonesia, Gubernur Ingatkan Pers akan Pentingnya Kompetensi dan Profesionalitas - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

12/5/16

Buka Sekolah Jurnalisme Indonesia, Gubernur Ingatkan Pers akan Pentingnya Kompetensi dan Profesionalitas


Denpasar, Dewata News. Com - Keberadaan media atau pers  sebagai pilar keempat dalam demokrasi setelah pilar lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif memegang peran yang sangat penting dalam mengawal proses kehidupan berbangsa dan bernegara. Insan media harus memiliki kompetensi dan profesionalitas tinggi, sesuai tuntutan dinamika sosial –kemasyarakatan serta dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara. Selain itu mereka juga harus mampu memfungsikan diri secara strategis dalam sinergitas dengan ketiga pilar demokrasi lainnya. 

Demikian disampaikan Gubernur Bali Made Mangku Pastika saat memberi sambutan dan sekaligus memberikan kuliah umum pada pembukaan Sekolah Jurnalisme Indonesia (SJI) PWI Provinsi Bali Angkatan I tahun 2016, di Ruang Melati Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Bali, Senin ( 5/12). 

Lebih lanjut Pastika menyampaikan bahwa dalam iklim kebebasan pers tidak boleh diterjemahkan sebagai “ kebebasan tanpa batas”, media harus eksis melalui aktualisasi jati diri dengan sosok yang netral, independen dan profesional sehingga media mampu memposisikan diri dan memerankan diri secara profesional. Media juga diharapkan memanfaatkan kebebasannya ini secara bijaksana dan menempatkan diri sebagai pengayom masyarakat dengan memelihara kinerjanya yang positif dan konstruktif. 

“Media itu memiliki kekuatan yang luar biasa dalam membentuk opini publik, untuk itu berita yang disajikan ke publik  haruslah berdasarkan fakta dan akurat, mengandung unsur independen, berimbang dan tidak beritikad buruk.  Jadilah media yang beranggung jawab yang  turut mengupayakan negara ini berada dalam suasana kondusif serta berada dalam track yang benar,untuk itu saya harapkan insan pers mempedomani apa yang tercantum dalam kode etik jurnalistik, pelajari sungguh sungguh apa yang terkandung dalam kode etik jurnalistik karena di dalamnya terdapat nilai nilai Pancasila   serta kembangkan diri sesuai dengan bidang masing masing, jadilah wartawan yang berkarakter , memilki kekuatan jiwa dan bukan menjadi wartawan  by accident, “ imbuhnya. 

Terkait kondisi kehidupan berbangsa dan bernegara akhir akhir ini yang “ ramai dan gaduh”, Pastika kembali menegaskan bahwasannya hal tersebut merupakan bagian dari kontribusi pers. Berbagai peristiwa yang kita baca maupun dengar baik dari media cetak, media elektronik maupun media online telah menjunjukkan potensi ancaman yang sangat tinggi terhadap eksistensi empat pilar kebangsaan kita dan ancaman  besar bagi tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Menurutnya sudah sangat banyak slogan slogan tentang Pancasila maupun empat pilar kebangsaan namun nilai nilai luhur tersebut belumlah optimal diimplementasikan dalam kehidupan nyata masyarakat kita. Problema kebangsaan yang kita hadapi semakin kompleks sehingga memerlukan solusi yang tepat, terencana dan terarah dengan menjadikan Pancasila sebagai pemandu arah.. 

“Saya mengajak seluruh insan media untuk ikut membumikan langkah langkah konkrit untuk merevitalisasi dan mereaktualisasi nilai nilai Pancasila, tolong sebarkan aksi nyata dan aktual dari penjabaran nilai nilai Pancasila tersebut sehingga akan diterapkan oleh generasi muda saat ini, hanya Pancasila yang dapat menyelamatkan bangsa ini dan menjaga keutuhan negara ini “ tegasnya.

Terkait pelaksanaan Sekolah Jurnalisme Indonesia, Gubernur Pastika menyambut baik kegiatan ini dan berharap kegiatan ini akan dapat dilaksanakan secara berkelanjutan sehingga akan memberi nilai tambah yang signifikan , peningkatan kualitas, kompetensi dan profesionalitas seluruh insan media di Bali sehingga nnatinya akan dapat berperan strategis mendorong suksesnya program pembangunan daerah. Hal senada juga disampaikan oleh Ketua Bidang Pendidikan PWI Pusat Marah Sakti Siregar bahwa kegiatan SJI ini teramat penting dalm upaya menigkatkan profesionalisme serta kompetensi daripada pers. 

Pelaksanaan kegiatan SJI akan bertumpu pada tiga hal penting yaitu pentingnya para wartawan untuk menaati kode etik jurnalistik, peningkatan skill dari para jurnalis baik dari segi perencanaan berita, penulisan , pengeditan serta modifikasi pemberitaan serta menambah wawasan para jurnalis sehingga nantinya apa yang didapatkan pada SJI akan sesuai dengan kebutuhan para insan pers di lapangan sehingga akan memperbaiki kualitas jurnalis di media bersangkutan sehingga akan ada perubahan ke arah positif. 

Marah Sakti Siregar juga menekankan agar para jurnalis menyampaikan informasi untuk kepentingan masyarakat bukan untuk kepentingan pengusaha. Kegiatan SJI yang diadakan oleh PWI Pusat dengan bersinergi dengan Pemprov Bali akan berlangsung dari tanggal 5 Des- 17 Des 2016  yang diikuti oleh 30 orang peserta yang tediri dari wartawan aktif baik dari media cetak maupun elektronik serta pranata humas dari Pemprov Bali. 

Kegiatan SJI akan diisi dengan 15 pengajar baik itu dari wartawan senior maupun akademisi seperti Marah Sakti siregar, Widodo Asmowiyoto, H. Ilham Bntang serta Arifin Asydhad. Diakhir kegiatan SJI akan dilakukan  Uji Kompetesi Wartawan bagi para wartawan perserta SJI PWI Provinsi Bali Tahun 2016. (DN - ArI)
 

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com