Ayu Pastika Ajak Para Perempuan Turut Jaga Alam dan Lingkungan - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

12/8/16

Ayu Pastika Ajak Para Perempuan Turut Jaga Alam dan Lingkungan


Denpasar, Dewata News. Com - Perubahan iklim (climate change) merupakan isu global yang harus mendapatkan perhatian serius dari semua kalangan. Pada dasarnya setiap mahluk hidup termasuk manusia sangat tergantung  kepada alam, namun  perilaku manusia dalam memenuhi  kebutuhan hidupnya sering kali tidak memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan, sehingga makin hari kerusakan lingkungan terus menerus terjadi.  

Demikian disampaikan Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Peduli Lingkungan Ny. Ayu Pastika dalam acara Seminar Peranan Perempuan Dalam Pengendalian Perubahan Iklim di Gedung Wisha Sabha Utama, Kantor Gubernur Bali, Denpasar pada Kamis (08/12). “Perubahan iklim merupakan salah satu dampak pencemaran lingkungan yang terkadang tidak disadari dan disepelekan, karena tejadi dengan perlahan  namun menimbulkna  efek yang sangat besar,” ujarnya.

Lebih jauh disampaikan Ayu Pastika, peran perempuan dalam menjaga alam dan lingkungan sangatlah strategis. Perempuan berperan sebagai ibu yang mengatur segala urusan rumah tangga seperti membersihkan rumah dan pekarangan, dapat membiasakan diri melakukan hal-hal yang bermanfaat untuk lingkungan rumah dan akan diikuti oleh anggota keluarga lainnya. 

Hal ini dapat dilakukan dengan membiasakan pembagian sampah berdasarkan kategorinya seperti sampah basah dan sampah kering dengan cara menyediakan tempat khusus untuk pembuangan sampah dengan jenis yang berbeda tersebut. 

“Misalnya, sampah basah dapat dikubur dalam tanah dan dijadikan kompos. Sedangkan sampah-sampah kering seperti kertas bekas dan botol-botol dapat didaur ulang dan digunakan lagi,” ujarnya memberi contoh. 

Untuk itu Sebagai Ketua TP PKK Peduli Lingkungan, ia berkomitmen organisasi yang dipimpinnya dapat berperan aktif untuk melakukan edukasi kepada para perempuan di lingkungannya. 

“Edukasi yang kita lakukan bukan hanya sekedar teori cara menjaga alam dan lingkungan, tetapi juga melalui pelatihan pelatihan daur ulang sampah atau pembuatan produk yang ramah lingkungan,” kata dia. 

Ayu Pastika juga optimis upaya ini akan memiliki manfaat ganda, yaitu meningkatkan nilai ekonomi yang dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat. 

“Kita harus terjun secara lebih aktif karena alam dan lingkungan bukan hanya milik kita, namun milik anak dan cucu kita,” pungkasnya.  

Sementara itu, Gubernur Bali Made Mangku Pastika dalam sambutan yang dibacakan oleh Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Bali Gede Suarjana mengungkapkan dampak perubahan iklim saat ini yang semakin nyata dirasakan. Guna menanggulangi hal tersebut, ia menekankan perlunya dibangun suatu kerjasama yang baik dari seluruh pemangku kepentingan ditingkat global dan lokal untuk melakukan aksi nyata menghadapi perubahan iklim. 

Terlebih dalam Bali Road Map sebagai hasil konverensi United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) telah mengamanatkan 3 hal penting yang harus dilaksanakan dalam mengatasi perubahan iklim yaitu: mitigasi terhadap perubahan iklim, adaptasi terhadap perubahan iklim dan transfer teknologi. Pastika juga berharap para perempuan dapat  memberikan kontribusi aktif dalam mewujudkan Bali sebagai Provinsi Hijau (green Province).

Semetara itu utusan Khusus Presiden RI Bidang Pengendalian Perubahan Iklim Ir. Rachmat Witoelar yanghadir saat itu memaparkan bahwa perubahan iklim merupakan ancaman terbesar bagi pembangunan di dunia termasuk Indonesia. Indonesia memiliki visi untuk menjadi poros maritim dunia yang sejahtera dan berwibawa. Ia menegaskan, Indonesia sudah mengintegrasikan adaptasi perubahan iklim pada Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015 – 2019, dan selanjutnya tinggal pelaksanaannya agar benar-benar tercapai tujuan. 

“Salah satu langkah yang bisa dilakukan adalah meningkatkan kerjasama antar negara berkembang untuk meningkatkan kapasitas dan transfer teknologi adaptasi,” tutur Rachmat.

Seminar yang dilaksanakan dalam sehari tersebut mengundang beberapa narasumber yang ahli dalam bidangnya, yaitu Amanda Katili Niode merupakan Ketua Tim Ahli Kantor Khusus Presiden RI bidang Pengendalian Perubahan Iklim dan The Climete Reality Project Indonesia (TCRP), Kepala BLH Provinsi Bali dengan materi kebijakan pemerintah dalam manggulangi climate changes, CEO The Body Shop Suzy Utomo serta Designer Kain Tenun dengan Pewarna Alami Merdi Sihombing. (DN - EkA)

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com