Umat Hindu Rayakan Hari Suci Kuningan - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

9/17/16

Umat Hindu Rayakan Hari Suci Kuningan


Buleleng, Dewata News.com — Umat Hindu di Bali, termasuk di Kabupaten Buleleng pada hari Sabtu (17/09) merayakan Hari Suci Kuningan sebagai rangkaia Hari Raya Galungan yang bermakna memperingat Kemenangan Dharma (kebaikan) melawan Adharma (keburukan).
Pada hari raya yang jatuh sepuluh hari setelah Hari Raya Galungan, umat Hndu mengharurkan sesaji (sesajen) di Pura, tempat suci umat Hindu maupun di sanggah merajan, tempat suci milik keluarga masing-masing, maupun Pura Kawitan sesuai soroh keluarga masing-masing.

Pantauan Dewatanews.com, umat Hindu di Kota Singaraja, Buleleng dan sekitarnya, masyarakat mengenakan busana adat Bali didominasi warna putih, setelah melakukan persembahyangan di tempat suci keluarga, melakukan kegiatan yang sama di Pura Jagatnata, jantung Kota Singaraja.

Disisi lain, umat Hindu di Desa Pakraman Buleleng serangkaian upacara Piodalan di Pura Dalem yang jatuh pada hari Minggu (18/09), diberi kesempatan sehari sebelum puncak acara piodalan nangkilang lina atau leluhur yang baru usai dilakukan upacara pitra yadnya.

Hal menonjol saat hari suci Kuningan, umat Hindu buasanya menggunakan upakara sesajen yang berisi nasi kuning.

Kelian Desa Pakraman Buleleng Nyoman Sutrisna mengatakan, jika masyarakat tak mampu menyesuaikan diri dengan alam, atau tidak taat dengan hukum alam, risikonya akan tergilas oleh roda alam. Oleh karena itu melalui perayaan ini umat diharapkan mampu menata kembali kehidupan yang harmonis sesuai dengan tujuan agama Hindu.

”Hari Suci Kuningan Ingatkan Umat untuk Meningkatkan Semangat Persatuan dan Solidaritas Sosial,” kata Nyoman Sutrisna.

Sutrisna yang juga Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Buleleng ini memaparkan, perayaan hari suci Kuningan ini juga dimaksudkan agar umat selalu ingat kepada Sang Pencipta, Ida Sang Hyang Widi Wasa dan mensyukuri karunia-Nya.

”Melalui perayaan ini umat juga dituntut selalu ingat menyamabraya, meningkatkan persatuan dan solidaritas sosial. Selain itu, melalui rerahinan umat diharapkan selalu ingat kepada lingkungan, sehingga tercipta harmonisasi alam semesta beserta isinya,” papar Sutrisna. (DN – TiR).—

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com