Orientasi Kehumasan & Press Tour Bali-Makassar (bag-1) - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

8/25/16

Orientasi Kehumasan & Press Tour Bali-Makassar (bag-1)


Buleleng Masih Perlu Belajar Dari Smart City Makassar

Catatan: I Made Tirthayasa
 
     SELAMA empat hari tiga malamjajaran Wartawan di Buleleng digandeng Bagian Humas dan Protokol Pemkab Buleleng ke Kota Makassar, Sulawesi Selatan yang dikemas dalam kegiatan Orientasi Kehumahasan dan Press Tour.
 
    Sejak hari Minggu tanggal 21 hingga 24 Agustus 2016, Kepala Bagian Humas & Protokol Pemkab Buleleng Made Supartawan didampingi Kasubag Pemberitaan Cok Aditya.WP mengemas acara kegiatan dengan berbagai agenda yang bakal dikunjungi, dimulai dari Pemerintah Kota Makassar.

   Kegiatan Orientasi Kehumasan dan Press Tour ”Wartawan Buleleng” ini sengaja memilih Kota Makassar, karena di tengah melemahnya pertumbuhan ekonomi global yang berdampak pada stabilitas pertumbuhan nasional, Kota Makassar masih terus bersinar.
 
     Ketika diterima di Balai Kota Makassar Pemkot Makassar oleh oleh Assisten IV Pemkot Makassar, dr H. Hadijah Iriyani Ridwan, Senen (22/08), Kabag Humas & Protokol Pemkab Buleleng Made Supartawan mengawali dengan menyampaikan Selayang Pandang Buleleng.
 
   Selanjutnya Asisten IV Pemkot Makassar, dr H. Hadijah Iriyani Ridwan menegaskan, bahwa     Makassar jadi salah satu kota yang menyatakan diri sebagai Smart City. Itu karena berbagai program terobosan yang digelontorkan oleh Pemerintah Kota Makassar. Beberapa program yang menunjang kota ini sebagai smart city seperti program Home Care dan Wall room.
 
    Dua program pembangunan ini yang juga dilirik oleh Humas Pemerintah Kabupaten Buleleng untuk dipelajari dan dimungkinkan bisa diterapkan di Buleleng.
 
    Program Home Care misalnya, sebuah layanan kesehatan gratis bagi seluruh warga Kota Makassar. Program ini sebenarnya, hampir mirip dengan program Buleleng EmergencyService (BES) yang dioperasikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng. Hanya saja. Program Home Caremenyasar dengan cara jemput bola warga masyarakat yang sakit.
 
    Pemkot Makassar, menurut mantan Plt.Ketua Bappeda Kota Makassar ini, menyediakan mobil secara khusus berukuran mini supaya bisa masuk ke lorong-lorong pemukiman warga di daerah terpadat.
 
   Program ini siap melayani 24 jam untuk memenuhi panggilan masyarakat langsung ke rumah didukung dengan kendaraan operasional Dottorotta di 46 Puskesmas yang tersebar pada 14 kecamatan dan 143 Kelurahan. Program Home Care ini juga diakui telah diadopsi oleh Pemerintah Pusat.
 
    “Kami menyediakan secara khusus mobil untuk mendatangi warga yang sakit di lorong-lorong pemukiman. Kami siapkan tim medis, dokter secara khusus termasuk dokter spesialis,” ujar Hadijah Iriani Ridwan.
 
    Selain Home Care, Pemkot Makassar juga membangun sebuah ruang steril yang dinamakan Wall Room. Di wall room ini, memonitor seluruh aktifitas sudut kota Makassar.
 
    “Ruang ini steril, tidak bisa ada yang masuk begitu saja. Di wall room ini, semua kegiatan warga Makassar terpantau. Kami mengadopsi hal ini dari Singapura,” kata Hadijah Iriani Ridwan.
 
    Makassar berambisi menjadi kota kembarnya Singapura, karena itulah berbagai program terobosan dilakukan. Sejumlah pejabat di lingkungan Pemkot Makassar juga ada yang dikirim ke Singapura untuk mengenyam pendidikan singkat.
 
    Dari sisi pariwisata, sejumlah wilayah juga dikembangkan untuk menjadi obyek wisata guna menambah nilai Pendapatan Asli Daerah.
 
   Mengadopsi geliat pembangunan di Singapura, sehingga tidak sedikit pantai yang telah direklamasi dijadikan lahan hunian bagi masyarakat kurang mampu dengan dibangunnya rumah susun. Selain menyentuh masyarakat kurang mampu, juga dibangunnya sejumlah gedung untuk usaha bisnis dengan memberdayakan investor, sehingga menambah asset pemerintah dalam mengembangkan kepariwisataan.
 
  Kenapa? Karena menurut Asisten IV Pemkot Makassar ini, kontribusi dari sector pariwisata merupakan terbesar menunjang kisaran hampir Rp4 Triliun APBD Kota Makassar Tahun 2016 ini.
 

    Sementara Kabag Humas Pemkab Buleleng, Made Supartawan menerangkan banyak hal yang memang bisa adiadopsi dari Makassar. Program Home care yang diterapkan oleh Pemkot Makassar bisa diterapkan dalam program BES yang selama ini dijalankan oleh Pemkab Buleleng.
 
    “Yang menarik adalah program layanan ambulans yang hampir sama dengan program Buleleng yakni BES. Jadi pelayanan BES nantinya bisa ditingkatkan masuk ke daerah-daerah pemukiman. Nanti akan kami coba bicarakan dengan dinas terkait di Buleleng,” terangnya.
 
   Terkait dengan program kehumasan dan kerjasama dengan media massa, bahwasannya Pemkot Makassar menjalin mitra kerjsama secara obyektif dengan media massa.
 
   Menurut Asisten IV Pemkot Makassar, Hadijah Iriani Ridwan, [phaknya menyosialisasikan sejumlah program pembangunan pemerintah melalui media massa.
 
   Secara umum manajemen kerjasama dengan media massa, diakui Kabag Humas & Protokol Pemkab Buleleng Made Supartawan, sama seperti yang sudah dilaksanakan.
 
   ”Jadi kerjasama dengan media masa itu sangat penting supaya masyarakat mengetahui secara obyektif apa yang sudah dikerjakan oleh pemerintah,” imbuhnya.
 
   Hanya saja jalinan kerjasama Bagian Humas & Protokol Pemkab Buleleng perlu lebih transparansi, sehingga tidak ada media, baik media cetak maupun media elektronik, termasuk media online yang semakin menjamur di Buleleng tak tersentuh kegiatan yang diselenggarakan. Pasalnya, semua media itu memiliki tugas dan fungsi yang sama dalam menyampaikan segala program pemerintah maupun dalam menyampaikan aspirasi masyarakat kepada pemerintah.

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com