Gubernur Pastika Bantu Nengah Nada, Pengidap Penyakit KGB warga Banjar Pande, Klungkung - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

8/31/16

Gubernur Pastika Bantu Nengah Nada, Pengidap Penyakit KGB warga Banjar Pande, Klungkung


Klungkung, Dewata News. Com - Gubernur Bali Made Mangku Pastika merespon cepat informasi di media sosial terkait dengan keberadaan Nengah Nada (52) warga Banjar Pande, Kelurahan Semarapura Kelod Kangin, Klungkung. Pastika langsung mengutus staf Biro Humas Setda Provinsi Bali untuk meninjau dan membawa bantuan kepada Nada. Diketahui, Nada saat ini tengah berjuang menghadapi penyakit  di Kelenjar Getah Bening (KGB) yang dideritanya sejak lama. Kondisi tersebut mengakibatkan Nada hanya bisa terbaring lemas tak berdaya ditempat tidur. 

Kondisi tersebut dibenarkan Lurah Semarapura Kelod Kangin I Dewa Gede Widiantara yang ditemui tim humas di kantor kelurahan sebelum mengunjungi kediaman Nada. Menurut Widiantara, kondisi yang dialami oleh Nada sudah berlangsung sejak lama. Pihak Puskesmas juga telah memberikan perhatian yang cukup kepada Nada dimana pihak Puskesmas terus mengawal proses rujukan ke Rumah Sakit.

“Iya memang benar yang bersangkutan (Nada-red) warga kami dan saat ini kondisinya seperti yang diberitakan. Pihak Puskesmas sejak awal sampai saat ini terus membantu proses pemeriksaan Nada hingga proses rujukannya juga telah melalui prosedur yang sesuai.” Ungkap Widiantara.

Ditambahkan Widiantara, untuk jaminan kesehatannya, Nada telah ditanggung Jamkesmas. Pihaknya juga telah melakukan yang terbaik bagi Nada, namun karena kondisi penyakit yang diderita cukup parah sehingga membuat kondisinya tidak ada perbaikan. 


Untuk diketahui, Nada mengalami tumbuh daging dibagian pangkal paha yang semakin hari terus semakin membesar. Hal itu diceritakan oleh adiknya yang bernama Ketut Irianta (48) yang dalam kesempatan tersebut menerima kunjungan tim Humas beserta Dinas Kesehatan Provinsi Bali. Diceritakan Irianta, semasa muda sebelum keluarga, kelamin Nada terbungkus selaput. Namun saat menikah, kelamin Nada disunat tanpa diketahui oleh pihak keluarga yang lain.

“Dulu saat masih muda, kelaminnya ada selaput. Saat menikah, dia di sunat tanpa kita ketahui seperti apa. Mungkin ada yang salah saat itu, sehingga mengalami infeksi saat berhubungan badan dengan istrinya. Kemudian diperiksakan ke Puskesmas dan dirujuk ke Rumah Sakit. Saat itu, Nada dihadapkan dengan anjuran dokter untuk dipotong kelaminnya agar tidak menyebar lebih parah lagi karena telah mengidap Kanker. Namun saat itu, pihak keluarga tidak mau mengambil resiko terkait dengan anjuran dokter saat itu,” pungkas Irianta yang kemudian menambahkan setelah itu Nada dianjurkan ke Denpasar karena alatnya cukup lengkap.

Ditambahkan Irianta, setelah diajak periksa ke Denpasar (RSUP Sanglah-red), dikatakan jika yang dialami oleh Nada adalah Infeksi kronis, bukan kanker seperti yang dikatakan sebelumnya. Setelah diperiksa, Nada hanya diberikan resep obat Parasetamol dan diminta untuk kembali memeriksakan kondisinya 4 bulan kemudian dan akan dihubungi oleh pihak Rumah Sakit.

“Dulu sudah sempat sembuh. Lama kelamaan kelaminnya mulai habis. Akhirnya kelamin kakak saya dipotong pada tahun  2014 yang lalu. Setelah saat itu, kondisi kembali normal. Namun belakangan kemudian kembali mengalami drop dan muncul benjolan di pangkal paha sekitar 2 tahun yang lalu. Kemudian diperiksakan ke puskesmas dan dirujuk ke RSUD Klungkung, setelah itu dirujuk ke RSUP Sanglah dan akhirnya dikatakan  menderita penyakit di KGB sekitar bulan maret yang lalu,” ungkap Irianta menjelaskan.

Nada memiliki seorang Istri bernama Ketut Boni (40) yang kesehariannya sebagai penjual Srombotan di Pasar Seni Semarapura. Sehingga ketika tim Humas berkunjung kerumah Nada, sang Istri tidak berada dirumah mendampingi Nada. Dari pernikahannya dengan Boni, Nada dikaruniai 7 anak dimana 5 anaknya telah meninggal dan kini hanya tersisa 2 orang. Saat ini, dirumah nada sedang berlangsung upacara Ngaben sehingga Nada di “Ungsikan” ke rumah milik keponakannya yang berjarak tidak terlalu jauh dari kediaman Nada.

Sementara itu, dr. I Wayan Eka Putra perwakilan dari Dinkes Prov Bali yang juga turut ikut dalam kunjungan mengatakan jika hasil pemeriksaan yang dilakukan sementara terhadap Nada, kondisinya cukup baik.

“Kondisinya baik, dalam arti tidak lemas, detak nadinya sedikit meningkat karena mungkin banyak orang yang hadir melihat. Irama Jantung masih normal, dan dari paru-paru tidak ada suara tambahan. Biasanya kalau kanker pasti akan menyebar dan ditakutkan menyebar ke paru-paru. Dari besarnya benjolan, harus diperiksakan kembali. Pembesaran tersebut ditakutkan mengalami penyebaran ke organ yang lain. Saya sarankan untuk segera di periksakan kembali dan di operasi, namun nanti akan di cek terkait hal itu,” ungkapnya.

Ditambahkan Eka Putra, jika mengidap kanker ada dilema ketika di operasi karena hanya mengurangi benjolan saja dan tidak bisa menghilangkan semua sel yang telah menyebar. Namun Ada pilihan lain seperti melakukan radioterapi, kemoterapi, dan semua itu nanti akan diputuskan oleh dokter ahlinya seperti apa tindak lanjutnya.

“Kami dari Diskes Provinsi siap memfasilitasi untuk segera dilakukan tindakan.” Pungkasnya.


Untuk diketahui, kelenjar getah bening membengkak ketika tubuh merespons terhadap infeksi atau peradangan. Kelenjar getah bening juga bisa membengkak dalam penyakit autoimun seperti rematoid artritis dan juga kanker. Pembengkakan akan mereda seiring kondisi pulih dari penyakit. Biasanya area yang kerap mengalami kondisi ini adalah ketiak, daerah di bawah dagu, pangkal paha, dan leher.

Tahap awal, Gubernur Pastika mengirimkan bantuan respon cepat berupa sejumlah uang tunai. Selanjutnya staf Biro Humas akan berkoordinasi dengan instansi terkait seperti Dinas Kesehatan dan Dinas Sosial untuk bantuan tahap selanjutnya seperti hasil pembicaraan dengan pihak keluarga. (DN - HuM)

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com