Minim Sarana Promosi hingga Informasi Sejarah - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

5/10/15

Minim Sarana Promosi hingga Informasi Sejarah



Candi Budha di Kalibukbuk, Lovina Sepi          
Buleleng, Dewata News.com — Peninggalan bersejarah berupa Candi Buddha yang ada di Desa Kalibukbuk Lovina Singaraja, masih minim sosialisasi dan promosi wisatawan domestik maupun mancanegara. Sebab, potensi wisata budaya dan edukasi pendidikan sejarah ini, minim sarana informasi sejarah candi, sehingga berujung terhadap sepinya pengunjung.

      Keberadaan Candi Buddha, tampak asri setelah mengalami sejumlah pemugaran di bagian pagar penyengker, dan tiga buah stupa candi. Berdiri di atas lahan tanah seluar 8 are, 3 buah bangunan candi terbuat dari bahan bata merah, dan difungsikan sebagai tempat pemujaan simbol Siwa Buddha. Berdasarkan cerita di masyarakat, dahulu terdapat penemuan dari penggalian sumur di lokasi pendirian candi oleh warga sekitar.

     Kemudian sumur justru semakin jebol, dan terlihat dasar bangunan candi di dasar permukaan. Warga kemudian mencari tahu, dan mendapati kendi, dan benda-benda kuno unik berisi tulisan sansekerta. Peneliti akhirnya melakukan peninjauan, dan memungar, hingga berdiri tegak 3 buah candi.

     “Peninggalan Candi Buddha ini, dari tahun 1979 ditemukan, dan pemugaran dilakukan Tahun 2014 sampai 2009. Konon ketika diresmikan, pemerintah saat itu menjadikan candi Buddha sebagai objek kunjungan pariwisata, dan religius khususnya umat Siwa Buddha,” ujar Nyoman Witana (53), penjaga candi Buddha Kalibukbuk, Minggu (10/05).
 









   Menurutnya, pihaknya tidak mengetahui persis, yang berwenang sebagai pengurus candi Buddha, termasuk perawatannya. Diakuinya, sebelumnya padahal Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Bali Wilayah Kerja Provinsi Bali, NTB dan NTT, sudah memasang plang papan nama, yang bertuliskan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Cagar Budaya Candi Buddha Kalibukbuk.

    Namun sayangnya, Candi Buddha ini malah tidak seramai kunjungan wisatawan di Lovina. Menurutnya juga, sepinya pengunjung ini, diakibatkan minimnya aktivitas, dan kantor sumber informasi penjelasan asal mula candi ini berdiri.

    Witana  juga menambahkan, kegiatan pemugaran akan dilanjutkan kembali. Sebab, pagar asli daripada candi Buddha Kalibukbuk ini belum ditemukan hingga dekade tahun ini. “Masih akan ada pemugaran di sini, karena pagar aslinya katanya belum ditemukan. Sering ada aktivitas persembahyangan umat Hindu, di sini setiap Purnama dan Tilem, dan odalannya bertepatan dengan hari Raya Saraswati,” tandasnya. (DN~*).—

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com